Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Siswa SMP Negeri di NTT Tak Boleh Ikut Ujian karena Belum Bayar Uang Alpa, Orangtua Protes

Kompas.com - 02/06/2023, 13:44 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Krisiandi

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Sejumlah pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Bitefa, Kecamatan Miomaffo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), tak bisa mengikuti ujian kenaikan kelas.

Mereka dilarang pihak sekolah karena belum membayar uang iuran komite sekolah dan juga uang alpa.

Orangtua para pelajar sempat mendatangi pihak sekolah, tetapi tetap tak diizinkan ikut ujian.

"Saya coba bertemu guru-guru meminta kalau bisa anak kami ikut ujian, tetapi tidak diperbolehkan," kata Felix Foni, kepada Kompas.com, Jumat (2/6/2023).

Dia menyebutkan, ujian kenaikan kelas dimulai pada 29-31 Mei 2023 lalu.

Besaran uang alpa yang harus dibayar per anak beda-beda. Ada yang Rp 5.000 dan Rp 10.000. Sedangkan yang komite sebesar Rp 30.000 perbulan.

Baca juga: Ombudsman NTT Terima Aduan Sejumlah Siswa Terancam Tak Ikut Ujian karena Belum Bayar SPP

Namun, karena saat ini para orangtua sedang kesulitan biaya, sehingga mereka meminta kebijakan dan pengertian dari pihak sekolah.

"Kami sudah minta pihak sekolah bisa mengerti dan mengizinkan anak kami bisa ikut ujian, tetapi tidak diizinkan. Terus terang, kami prihatin dengan kebijakan," katanya kesal.

Menurut Felix, pihak sekolah seharusnya tidak melarang anak anak yang menunggak uang komite maupun uang alpa.

Padahal kata Felix, uang tersebut bisa dibayarkan pada saat penerimaan rapor.

“Semestinya anak-anak diizinkan ikut ujian saja. Nanti saat terima raport baru disampaikan kepada orangtua siswa untuk melunasi tunggakan tersebut,”ujar dia.

"Intinya kami pasti tetap akan bayar uang komite dan uang alpa itu, asalkan anak kami bisa ikut ujian," sambungnya.

Felix berharap, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan TTU, bisa memberikan perhatian terhadap hal ini.

Kepala Sekolah SMP Negeri Bitefa, Remigius Naihati mengatakan, sejumlah siswa yang tidak diizinkan mengikuti ujian karena memang belum membayar iuran komite dan uang alpa.

“Siswa-siswa itu dipulangkan karena belum bayar iuran komite dan uang alpa,”kata Remigius.

Remigius mengaku, saat ini dirinya masih tugas luar sehingga persoalan ini akan diselesaikan setelah ia masuk sekolah.

Baca juga: Tanggapi Keluhan Orangtua soal Uang Sekolah, Kadisdikbud NTT: Saya Tegaskan Siswa Wajib Ikut Ujian

“Saya masih tugas luar. Sehingga guru-guru menunggu saya untuk memberikan putusan karena untuk siswa yang belum bayar iuran dan uang alpa, sanksinya tidak ikut ujian,"katanya

Menurut dia keputusan yang dilakukan pihak sekolah telah disepakati bersama orangtua siswa.

“Uang komite dan uang alpa itu memang sudah menjadi kewajiban bagi orangtua murid untuk bayar karena apabila tidak bayar maka gaji guru komite mau dibayar pakai apa,”ujar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Wanita Petugas Kebersihan di Makassar Jadi Korban Pelecehan Pria Bermasker, Polisi: Sedang Kami Kejar

Wanita Petugas Kebersihan di Makassar Jadi Korban Pelecehan Pria Bermasker, Polisi: Sedang Kami Kejar

Regional
Gudang Rongsok di Solo yang Terbakar Masih Keluarkan Asap Tebal, 2 Alat Berat Diterjunkan Urai Tumpukan Kayu

Gudang Rongsok di Solo yang Terbakar Masih Keluarkan Asap Tebal, 2 Alat Berat Diterjunkan Urai Tumpukan Kayu

Regional
Belasan Bacaleg di Brebes Mundur, Ada yang Daftar ASN

Belasan Bacaleg di Brebes Mundur, Ada yang Daftar ASN

Regional
Menikmati Soto Ayam Pak No, Legendaris di Pasar Johar Semarang sejak 1970-an

Menikmati Soto Ayam Pak No, Legendaris di Pasar Johar Semarang sejak 1970-an

Regional
Dalam 2 Bulan, 200 Hektare Kawasan TN Way Kambas Terbakar

Dalam 2 Bulan, 200 Hektare Kawasan TN Way Kambas Terbakar

Regional
111 Ton Logistik MotoGP Telah Tiba di Sirkuit Mandalika

111 Ton Logistik MotoGP Telah Tiba di Sirkuit Mandalika

Regional
Cerita Orangtua di Jambi Tetap Sekolahkan Anaknya meski Dilanda Kabut Asap

Cerita Orangtua di Jambi Tetap Sekolahkan Anaknya meski Dilanda Kabut Asap

Regional
Cerita La Hasim, Lansia Telantar yang Minta Kamar dan Ingin Mati di Kantor Polsek Nunukan

Cerita La Hasim, Lansia Telantar yang Minta Kamar dan Ingin Mati di Kantor Polsek Nunukan

Regional
Kejar Setoran Pajak di Bangka, Pemkab Hapus Denda Administrasi

Kejar Setoran Pajak di Bangka, Pemkab Hapus Denda Administrasi

Regional
Mengenal Batik Sodagaran, Modifikasi Motif Batik dari Keraton Yogyakarta dan Solo

Mengenal Batik Sodagaran, Modifikasi Motif Batik dari Keraton Yogyakarta dan Solo

Regional
Sempat Dinonaktifkan karena Dugaan Pelecehan, AKP F Kembali Jabat Kasat Lantas Polres Sikka

Sempat Dinonaktifkan karena Dugaan Pelecehan, AKP F Kembali Jabat Kasat Lantas Polres Sikka

Regional
Panik Diancam dengan Sajam, Siswa SMP di Magelang Alami Kecelakaan hingga Patah Tulang

Panik Diancam dengan Sajam, Siswa SMP di Magelang Alami Kecelakaan hingga Patah Tulang

Regional
Wali Kota Surabaya Ingatkan Ketua RT/RW dan Kader KSH Jadi Caleg untuk Mundur

Wali Kota Surabaya Ingatkan Ketua RT/RW dan Kader KSH Jadi Caleg untuk Mundur

Regional
Sepekan Lebih Dugaan Kasus Pemerkosaan Anak di Donggala, Polisi: Mohon Bersabar, Penyidik Terus Bekerja

Sepekan Lebih Dugaan Kasus Pemerkosaan Anak di Donggala, Polisi: Mohon Bersabar, Penyidik Terus Bekerja

Regional
Jasad Pria Ditemukan Mengapung di Perairan Pantai Nelayan Balikpapan

Jasad Pria Ditemukan Mengapung di Perairan Pantai Nelayan Balikpapan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com