KOMPAS.com - 1 Juni 2023, jemaah haji Indonesia akan bergerak ke Bir Ali untuk melakukan miqat, sebelum menuju Makkah.
Bir Ali terletak 11 kilometer dari Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi. Tepatnya sebelah barat Lembah Aqiq.
Baca juga: 1.899 Jemaah Haji Miqat di Bir Ali 1 Juni 2023 dan Geser ke Makkah
Bir Ali dikenal sebagai Dzulhulaifah, sebuah desa yang berjarak 6 atau 7 mil dari Kota Madinah.
Daerah ini merupakan sumber air bagi Bani Jusham dan bani Khafajah dari Klan Uqail. Seiring dengan perkembangan zaman, Dzulhulaifah dinamakan dengan Abyar Ali.
Ada beberapa versi sejarah terkait darimana nama Bir Ali berasal.
Sebagian mengatakan, nama ini disematkan pada Ali bin Dinar, seorang Sultan Darfur yang sekitar 20 tahun selalu mengirimkan kiswah Ka’bah ke Makkah al-Mukarramah dari Fasher, ibu kota Darfur.
Sedangkan versi lainnya daerah ini disebut dengan Bir Ali karena masa lampau Sayyidina Ali Bin Abi Thalib RA pernah membuat galian beberapa sumur di kawasan ini.
"Kata Ali dalam Bir Ali ini merujuk pada orang yang mendirikan sumur di sini. Ada yang bilang itu Ali bin Abi Thalib, ada pula yang bilang Ali yang lain," ujar Pembimbing Ibadah Daerah Kerja Madinah, Asep Dadan Wildan kepada Kompas.com, belum lama ini.
Kata Bir berasal dari istilah Bi'run yang bermakna sumur dan jamaknya Abyar. Rasulullah SAW pun menetapkan tempat ini sebagai Miqat Makani yakni tempat memulai ihram Haji atau umrah bagi jamaah yang datang dari arah Madinah dan sekitarnya.
Di tempat ini, kemudian dibangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Asy-syajarah (masjid pohon). Sebab masjid ini dibangun di tempat Nabi Muhammad Saw pernah berteduh di bawah pohon (sejenis akasia).
Dalam perjalanannya, Masjid Bir Ali telah mengalami beberapa kali renovasi. Dimulai pada masa pemerintahan Gubernur Madinah Umar bin Abdul Aziz pada periode 87-93 Hijriyah. Kemudian Zaini Zainuddin Al Istidar pada tahun 861 Hijriyah.
Lalu pada zaman Dinasti Usmaniah dari Turki pada 1090 Hijriyah atau 1679 Masehi hingga terakhir oleh Raja Abdul Aziz yang memerintah Kerajaan Saudi Arabia dari 1981-2005.
Renovasi membuat area Masjid Bir Ali yang sebelumnya hanya 9.000 meter persegi kini mencapai 34.000 meter persegi termasuk masjid, taman, lapangan parkir, dan paviliun.
Bir Ali memiliki keunikan tersendiri. Salah satunya, karena banyaknya jamaah yang mandi di Bir Ali sebelum memakai pakaian ihram, masjid ini dilengkapi dengan 512 toilet dan 566 kamar mandi.
Beberapa di antaranya dikhususkan untuk peziarah yang memiliki kekurangan fisik (difable). Seluruh bagian masjid mulai dari daun pintu, karpet, hingga toilet dan kamar mandi berbau wangi.
Keunikan lainnya, ada banyak pohon kurma di Bir Ali. Kurma menjadi makanan yang banyak ditemui di Tanah Suci.
Hal lain yang paling mencolok adalah arsitekturnya. Seperti jejeran pilar penyangga yang serupa dengan arsitektur Bani Umayyah.
Pilar-pilar dan beberapa sudut bangunan Bir Ali terlihat cantik. Tak heran jika orang-orang tertarik untuk berfoto di sana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.