SEMARANG, KOMPAS.com - Tak banyak yang mengetahui, Ilham Rio Fahmi pernah bekerja menjadi penjaga konter pulsa di Bajarnegara hampir setahun setelah lulus dari bangku SMA.
"Dulu 2019 selama 9 bulan setelah lulus SMA daripada nganggur, saya kerja sambil latihan bola dan selama itu saya persiapan latihan di luar kerja," tutur Ilham usai bertamu ke rumah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo beberapa waktu lalu.
Pemain timnas U-22 asal Banjarnegara itu tidak merasa malu atau gegsi memutuskan bekerja usai lulus SMA. Pasalnya tak ingin terus merepotkan keluarganya. Terlebih, mengingat kedua orangtuanya sudah lama berpisah dan dirinya tinggal bersama kakek dan neneknya.
Baca juga: Ungkap Keakraban Timnas U-22, Ilham Rio: Cumi merupakan Panggilan Sayang kepada Jauhari
"Inisiatif bekerja karena saya berpikiran saya tidak mau merepotkan keluarga, karena bapak ibu saya berpisah. Saya tinggal sama kakek nenek, tidak ikut bapak atau ibu, jadi saya inisiatif membantu buat diri sendiri dan keluarga," ungkapnya.
Mengingat sepak bola tidak begitu populer di daerah asalnya, pemuda 21 tahun itu mengaku tidak pernah bermimpi menjadi bagian dari Timnas U-22. Apalagi membawa pulang medali emas usai berlaga di SEA games 2023 di Kamboja.
"Saya tidak berekspektasi terlalu tinggi. Mimpi saya hanya pemain di liga 2 atau liga 3 daerah Jawa Jengah, tapi takdir mengubah nasib dan karir saya, alhamdulillah saya bisa masuk ke timnas dan ikut mencetak sejarah untuk Timnas Indonesia," katanya.
Tak hanya itu, bahkan atlet muda tersebut disebut-sebut sebagai pemain muda terbaik pada Liga 1 kemarin.
Rio Fahmi menceritakan titik balik hidupnya bermula saat ia masih bekerja di konter pulsa. Saat masih tekun berlatih kebetulan Fahmi mendapat peluang mengikuti seleksi masuk klub Persatuan Sepak Bola Jakarta (Persija).
"Saya mengikuti dan Alhamdulillah saya bisa masuk di U-20 Persija. Selama satu tahun saya di Persija U-20, setelah itu saya dapat kesempatan main di tim senior Persija, tim utama Persija di liga 1," ujarnya.
Rio sangat bersyukur, setelah bermin selama satu musim di Persija ia mendapat kesempatan untuk ikut seleksi Timnas U-22 di training center.
"Alhamdulillah selama satu musim di Persija bermain regular saya dapat kesempatan pemanggilan Timnas dan musim kedua kemarin dapat kesempatan reguler main di Timnas di Sea Games," lanjut Rio Fahmi.
Meski kala itu belum genap berusia 20 tahun, Rio membulatkan tekad untuk mengadu nasib ke Ibukota demi mempertaruhkan karirnya sebagai pesepak bola muda.
"Jadi saya di 2020 baru berani memutuskan untuk merantau ke Jakarta sendiri, saya juga berprihatin di Jakarta karena dari keluarga kurang mampu, dan alhamdulillah bisa terpantau dan masuk di tim Persija," ungkapnya.
Menyadari dirinya tidak terlahir di keluarga kaya, ia tetap tekun dan gigih berlatih dengan fasilitas yang terbatas. Ia juga bersyukur meskipun orang tuanya hanya mampu membiayainya berlatih di sekolah sepak bola (SSB) lokal di Banjarnegara.
Apalagi temannya di Timnas kebanyakan sempat digembleng di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pelajar (PPLP) di daerahnya masing-masing.
Baca juga: Ikut Euforia Arak-arakan Timnas U-22, Warga: Setelah Nunggu 32 Tahun untuk Kemenangan!
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.