Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Asal-usul Orang Banyumas dan Bahasa "Ngapak"

Kompas.com - 29/05/2023, 10:26 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Mungkin banyak orang yang belum tahu mengenai asal-usul orang, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), dan bahasa yang digunakan.

Bahasa yang digunakan disebut dengan bahasa Jawa Banyumasan atau dikenal juga dengan istilah bahasa "Ngapak". Dialek ini digunakan dalam keseharian oleh orang di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga dan Banjarngara.

Menurut budayawan asli Banyumas, Ahmad Tohari, orang Banyumas awalnya berasal dari Kalimantan Timur (Kaltim).

Baca juga: Asal-usul Naga, Makhluk Legenda Ternama di Dunia

"Menurut antroplog Van Der Meulen, ternyata orang Banyumas berasal dari Kaltim. Mungkin banyak yang belum tahu, datang ke sini 1.000 tahun yang lalu," kata Tohari saat menyampaikan orasi kebudayaan dalam penutupan Dies Natalies ke-21 Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Minggu (28/5/2023) malam.

Kemudian kelompok masyarakat ini berkembang menjadi sub bangsa Jawa yang mempunyai ciri-ciri khusus dalam berbahasa. Bahasa ini disebut dengan istilah bahasa "Ngapak" karena huruf K di akhir kata dilafalkan dengan tajam.

Selain itu, bahasa Banyumasan juga punya ciri-ciri didominasi dengan vokal A. Ini berbeda dengan bahasa Jawa lainnya yang didominasi vokal O.

"Menurut peneliti, bahasa Banyumasan adalah kelanjutan dari bahasa Kawi atau bahasa Jawa kuno dan tidak punya kasta," ujar Tohari.

Kemudian seiring dengan perkembangan zaman, bahasa Jawa mengalami perubahan dari vokal A menjadi O. Misalnya kata "apa" menjadi "opo".

Perubahan itu, kata penulis novel Ronggeng Dukuh Paruk ini, dimulai saat Mataram berdiri pada abad ke-17.

Baca juga: Sinopsis Flamin Hot, Asal-Usul Makanan Ringan Flamin’ Hot Cheetos

Lantas kenapa orang di wilayah Banyumas dan sekitarnya saat itu tetap mempertahankan bahasa "Ngapak"? Pertama karena karena masih menyisakan tradisi Buddha yang tanpa kasta.

"Juga letak Banyumas cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa, dalam hal ini Kasusanan Surakarta dan Keraton Yogyakarta. Kalau sekarang dekat sekali, tapi pada masa lalu sangat jauh," kata Tohari.

Dengan kondisi itu, maka apa yang terjadi di pusat kerajaan tidak begitu dirasakan masyarakat Banyumas.

"Ketika sultan membangun bahasa yang relatif baru, namanya dalam ilmu bahasa yaitu bahasa Jawa anyar, orang Banyumas bertahan dengan warna yang lain," ujar Tohari.

Selain itu, Banyumas relatif dekat dengan wilayah Pasundan yang didominasi vokal A. Wilayah Banyumas juga pernah dikuasai kerjaan dari Jawa Barat.

Untuk itu, Tohari meminta para generasi muda untuk mempertahankan dan melestarikan bahasa Banyumasan.

Baca juga: Asal-usul Suku Tengger

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com