Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Jayapura Dijuluki Kota Seribu Pinang?

Kompas.com - 28/05/2023, 16:57 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kota Jayapura yang merupakan ibu kota Provinsi Papua dikenal memiliki julukan sebagai Kota Seribu Pinang.

Ternyata julukan tersebut disematkan kepada Kota Jayapura bukan tanpa alasan, namun terkait dengan budaya masyarakat setempat.

Baca juga: Mengapa Kota Palu Dijuluki Kota Lima Dimensi?

Dilansir dari laman kompaspedia.kompas.id, julukan Kota Seribu Pinang disematkan karena kegemaran masyarakat Jayapura mengunyah buah pinang.

Meski tidak dijumpai pohon pinang di tepi jalan kota ini, namun pinang selalu tersedia dan mudah didapatkan di mana saja.

Baca juga: Mengapa Kota Ende Dijuluki Kota Pancasila?

Budaya mengunyah pinang memang sudah melekat dalam kultur masyarakat Papua.

Makan pinang dilakukan sejak bangsa Melanesia menginjakkan kaki di sekitar kawasan Pasifik yang membentang sepanjang Papua, Papua Nugini, Vanuatu, dan negara-negara sekitarnya.

Tak hanya itu, sirih pinang juga dijadikan semacam pengantar saat pertemuan adat.

Salah satunya ketika pertemuan adat kedua keluarga ketika dua mempelai akan memadu hidup bersama.

Baca juga: Mengapa Kota Madiun Dijuluki Kota Pendekar?

Cara Makan Pinang Khas Papua

Dilansir dari laman pesonaindonesia.kompas.com, cara makan pinang yang dilakukan masyarakat Papua berbeda dengan masyarakat lainnya di Indonesia.

Jika di wilayah Jawa, Sumatera, atau daerah lain, masyarakat biasanya akan mengunyah pinang yang sudah dikeringkan atau biji pinangnya saja, masyarakat Papua justru makan pinang yang masih mentah.

Cara makan pinang khas Papua yaitu mengupas kulit buah pinang untuk mendapat daging buahnya.

Namun kulit pinang jangan dibuang, tapi harus disimpan karena nantinya akan tetap dikunyah.

Bagi warga Papua, kulit pinang berfungsi untuk membuat kesat daging saat dikunyah. Selain itu, dengan mengunyah kulitnya, rasa pinang menjadi tidak pahit.

Selanjutnya, ludah hasil kunyahan pertama hingga ketiga biasanya akan dibuang.

Hal ini karena menurut masyarakat Papua, jika air ludah dari kunyahan pertama ini ditelan akan mengakibatkan si pengunyah pusing dan muntah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pasar Slogohimo Wonogiri Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

Pasar Slogohimo Wonogiri Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

Regional
Hilang Kontak 2 Hari karena Cuaca Buruk, 5 ABK di Bangka Belitung Ditemukan Selamat

Hilang Kontak 2 Hari karena Cuaca Buruk, 5 ABK di Bangka Belitung Ditemukan Selamat

Regional
Hutan Bukit Soeharto di Kaltim Terbakar, Arus Kendaraan Terganggu

Hutan Bukit Soeharto di Kaltim Terbakar, Arus Kendaraan Terganggu

Regional
Pantai Sori Nehe, Surga Tersembunyi Kota Bima yang Belum Dijamah

Pantai Sori Nehe, Surga Tersembunyi Kota Bima yang Belum Dijamah

Regional
Danau Karawapop, Pesona Laguna Cinta di Pulau Misool Raja Ampat

Danau Karawapop, Pesona Laguna Cinta di Pulau Misool Raja Ampat

Regional
Perahu Fiber Tenggelam di Rote Ndao NTT, 1 Korban Tewas, 1 Hilang

Perahu Fiber Tenggelam di Rote Ndao NTT, 1 Korban Tewas, 1 Hilang

Regional
5 Siswa SMK Terseret Ombak di Manggarai Timur, 1 Meninggal dan 4 Masih Dirawat

5 Siswa SMK Terseret Ombak di Manggarai Timur, 1 Meninggal dan 4 Masih Dirawat

Regional
Kepala Satpol PP Kota Gorontalo Jadi Tersangka Dugaan Pungli, Minta Anak Buah Setor Uang

Kepala Satpol PP Kota Gorontalo Jadi Tersangka Dugaan Pungli, Minta Anak Buah Setor Uang

Regional
DLH Investigasi Kebocoran Gas yang Menyebabkan 678 Warga Mengungsi di Aceh Timur

DLH Investigasi Kebocoran Gas yang Menyebabkan 678 Warga Mengungsi di Aceh Timur

Regional
Lulus dengan Predikat Cumlaude di UI, Peraih Beasiswa Pemprov Riau Surati Gubernur Syamsuar

Lulus dengan Predikat Cumlaude di UI, Peraih Beasiswa Pemprov Riau Surati Gubernur Syamsuar

Regional
30 Orang Jadi Tersangka Kerusuhan Pohuwato yang Hanguskan Kantor Bupati Gorontalo

30 Orang Jadi Tersangka Kerusuhan Pohuwato yang Hanguskan Kantor Bupati Gorontalo

Regional
6 Hektar Lahan di Badau Belitung Terbakar, Asap Selimuti Jalan, Jarak Pandang Terbatas

6 Hektar Lahan di Badau Belitung Terbakar, Asap Selimuti Jalan, Jarak Pandang Terbatas

Regional
Kabar Terkini Kasus 'Bullying' di Cilacap: 2 Pelaku Jadi Tersangka

Kabar Terkini Kasus "Bullying" di Cilacap: 2 Pelaku Jadi Tersangka

Regional
Warga Aceh Timur yang Mengungsi akibat Bau Gas PT Medco Bertambah Jadi 678 Orang

Warga Aceh Timur yang Mengungsi akibat Bau Gas PT Medco Bertambah Jadi 678 Orang

Regional
Hadiri Tradisi Pengulasan Golok Ciomas, Al Muktabar Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya Banten

Hadiri Tradisi Pengulasan Golok Ciomas, Al Muktabar Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya Banten

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com