Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kuliner Langka Khas Kota Semarang, Nasi Glewo yang Pecahkan Rekor Muri pada HUT Ke-476

Kompas.com - 03/05/2023, 16:00 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Pegiat Budaya Warisan Budaya Tak Benda, Haryadi Dwi Prasetyo menyebutkan nasi glewo adalah masakan khas Semarang yang sangat populer pada 1980-an.

Mengingat makanan asli Semarang ini mulai langka, Pemkot Semarang menggelar pemecahan rekor muri makan 11.476 paket nasi glewo bersama masyarakat pada perayaan Hari Jadi Kota Semarang yang ke-476.

Pemkot sengaja mengajak warga untuk memakan nasi glewo untuk mengenalkan kembali makanan yang terdaftar sebagai warisan budaya tak benda pada 2022 lalu. Khususnya kepada generasi muda di Semarang.

Baca juga: Joget Bersama 11.476 Warga di HUT Kota Semarang, Walkot Ita Ingin Populerkan Nasi Glewo

“Sejarah nasi glewo sudah ada sejak tahun 1930. Usianya lebih dari 50 tahun. Makanya menjadi warisan budaya tak benda,” ujar Haryadi, Rabu (3/5/2023).

Haryadi juga melakukan survei dan literasi terhadap warga Kota Semarang. Tak terkecuali penjual nasi glewo yang masih bertahan sampai sekarang.

“Di Jalan Batan Miroto Nomor 4, di situlah kami menemukan ibu-ibu yang menjual nasi glewo dan sekaligus usaha. Kami sempat menggali informasi tentang nasi glewo itu,” katanya.

Nasi ini disajikan bersama kuah santan nyemek dengan bumbu rempah-rempah. Lalu dilengkapi topping daging sapi, koyor, dan kerupuk emping mlinjo serta taburan bawang goreng di atasnya. Sekilas, menu ini mirip dengan gudeg.

“Nasi glewo ini sangat nikmat jika disajikan dengan keadaan hangat,” lanjutnya.

Lelaki yang juga Sub Koordinator Sejarah dan Cagar Budaya Disbudpar Kota Semarang itu telah menginventarisasi 162 warisan budaya tak benda, termasuk di dalamnya nasi glewo.

Baca juga: Puncak HUT Ke-24 Kota Depok, Warga Diundang Pesta Kuliner Gratis di Balai Kota

“Bahkan tahun 2022 kami (Disbudpar) menginventarisasi warisan budaya tak benda dan berhasil menggagas 162. Dari 162 ini yang kita angkat adalah nasi glewo,” tambahnya.

Menurutnya, nasi glewo menggambarkan nilai kesederhanaan. Yakni dengan wujud topping koyor pengganti daging, mengingat tidak semua orang mampu membeli daging sapi yang identik mahal. Pasalnya koyor dinilai lebih ekonomis.

Di samping itu, pihaknya menilai kuliner ini merupakan bentuk percampuran akulturasi budaya dari Cina dan Jawa.

Baca juga: Rekomendasi Kuliner Solo, Warung Ayam Penyet yang Riset Sambal 6 Bulan 

“Dalam nasi glewo ada percampuran akulturasi budaya yang itu memang dari peranakan Cina dan Jawa, hampir sama juga dengan kuliner lain di Kota Semarang,” ungkapnya.

Lebih lanjut, kata dia, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang bertugas membuat nasi glewo dalam persiapan HUT Kota Semarang.

Ribuan warga yang meramaikan HUT Kota Semarang dapat mencicipi ribuan paket nasi glewo yang disediakan Pemkor Semarang secara gratis pada acara puncak kemarin, Selasa (2/5/2023) sore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com