MATARAM, KOMPAS.com - Bayi kembar Siam, putri dari pasangan Zahratul Qadariah dan Tuliawan, warga Desa Batu Putek, Kecamatan Keruak, Lombo Timur dilaporkan meninggal dunia, Minggu (30/4/2023).
Bayi kembar siam yang belum sempat diberi nama itu hanya bertahan hidup selama dua hari.
"Mereka meninggal pagi tadi, dan sekitar jam sebelas dimakamkan, keluarga meminta keduanya segera dimakamkan," terang Kepala Desa Batu Putek, Rahmat Jati, Minggu (30/4/2023).
Baca juga: Nenek Asal Lombok Timur Tepergok Mencopet di Pasar Mataram, Mengaku untuk Beli Baju Lebaran
Menurut Rahmat, orangtua bayi kembar siam pertama di desanya itu berasal dari keluarga kurang mampu.
Tuliawan, sang ayah, adalah seorang petani, sementara ibunya, Zahratul, adalah ibu rumah tangga.
Direktur RSUD dr Soedjono, Selong, Lombok Timur, Dr HM Hasbi Santoso yang dihubungi melalui telepon membenarkan laporan kematian bayi kembar siam tersebut.
"Benar kedua bayi yang lahir di rumah sakit ini, telah meninggal. Sedari awal tim medis memang memprediksi kecil kemungkinan kembar siam itu bertahan hidup. Berat badan keduanya 3,3 kilogram, jantungnya hanya satu, hatinya hanya satu," kata Hasbi.
Menurut Hasbi, kejadian bayi kembar siam dengan satu ogan tubuh memang sulit untuk dipisahkan. Kalaupun bisa hidup, mereka akan bersama selamanya. Namun jarang sekali yang bisa bertahan hidup dalam waktu yang lama.
Kelahiran bayi kembar siam tahun ini merupakan kejadian kedua di Lombok Timur.
Pada Mei 2019, bayi kembar siam Anaya dan Inaya, bayi kembar pertama, juga lahir di RSUD dr Soedjono, Selong, Lombok Timur.
Baca juga: Kejati NTB Tetapkan Satu Lagi Tersangka Korupsi Tambang Pasir Besi di Lombok Timur
Keduanya masing-masing memiliki organ yang terpisah, kecuali hati, dan telah berhasil menjalani operasi pemisahan di RSUD Soetomo, Jawa Timur, pada akhir Januari 2022.
"Bayi kembar siam kita Anaya dan Inaya kondisinya berbeda. Mereka masing-masing memiliki organ tubuh yang berbeda, sementara bayi kembar siam yang baru lahir ini hanya memiliki satu jantung dan satu organ tubuh vital lainnya," jelas Hasbi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.