Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Wadas Penolak Tambang Peringati Tragedi 23 April, Tuntut Ganjar Pranowo Bertanggung Jawab

Kompas.com - 25/04/2023, 15:54 WIB
Bayu Apriliano,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Kelompok masyarakat Desa Wadas penolak tambang andesit yang tergabung dalam Gempadewa (Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas), menggelar acara peringatan Tragedi 23 April.

Dengan tema "Menolak Lupa Kedzaliman Negara" ini digelar untuk memperingati tindakan represif aparat kepolisian yang dilakukan pada Jumat, 23 April 2021 yang lalu.

Peristiwa yang dikenal dengan "Tragedi 234" ini terjadi ketika puluhan aparat polisi bentrok dengan warga Wadas. Kejadian ini dipicu oleh pengukuran lahan yang di kawal oleh aparat kepolisian dan dihadang oleh warga Wadas.

Baca juga: Dua Kali Bertemu Ganjar, Warga Wadas Penolak Tambang Tetap Belum Setuju, Harga Tanah Jadi Soal

Peringatan "Tragedi 234” yang dilaksanakan bersamaan perayaan Hari Raya Idul Fitri itu berlangsung dengan penuh haru di Tugu Perlawanan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.

"Peringatan ini juga menjadi upaya bagi warga agar saling menguatkan dan menghilangkan trauma,” ujar Siswanto dari Gempadewa, melalui keterangan resminya yang diterima Kompas.com pada Selasa (25/4/2023).

Dalam kegiatan itu, warga Wadas menuntut Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah untuk bertanggungjawab atas peristiwa tersebut. Setidaknya warga menuntut 4 poin yang harus dipenuhi Ganjar sebagai pemimpin Jawa Tengah.

Yang pertama, warga menuntut untuk membatalkan tambang andesit di Wadas, yang kedua Ganjar Pranowo dituntut bertanggung jawab atas kekerasan dan penangkapan sewenang-wenang pada tragedi 23 April 2021 di Wadas.

Yang ketiga, Ganjar harus menghentikan segala upaya pengambilalihan tanah milik rakyat Wadas yang masih menolak tambang.

"Dan yang terakhir Pemerintah, termasuk Ganjar Pranowo harus memastikan agar segala bentuk represi seperti kekerasan, penangkapan dan lain-lain tidak dilakukan lagi terhadap warga Wadas dan siapa saja yang menyatakan pendapatnya di muka umum," kata Siswanto.

Seperti diketahui, tambang batu andesit di dari Wadas rencanaya akan digunakan untuk membangun Bendungan Bener yang ditetapkan Presiden Joko Widodo. Bendungan Bener adalah salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Julian Duwi Prasetya mengatakan, Izin Penetapan Lokasi (IPL) tambang Wadas dianggap bermasalah.

Sedangkan IPL dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Tengah dan kemudian diperpanjang oleh Ganjar Pranowo, yang saat ini menjadi Gubernur Jateng dan Calon Presiden yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P).

"Bentuk kekerasan yang dilakukan negara semakin masif dan tidak dilakukan secara fisik saja," ujar Julian.

Baca juga: Pertama Kali, Desa Wadas Banjir, Gorong-gorong Tertutup Material Jalan Akses ke Tambang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jeritan Istri di Pekanbaru, Bayinya Tak Lagi Bernapas karena Dibunuh Suami...

Jeritan Istri di Pekanbaru, Bayinya Tak Lagi Bernapas karena Dibunuh Suami...

Regional
Alami Stroke di Tahanan, Mantan Walkot Lhokseumawe Dilarikan ke RS

Alami Stroke di Tahanan, Mantan Walkot Lhokseumawe Dilarikan ke RS

Regional
Pupuk Iskandar Muda Ekspor 8.000 Ton Urea ke Filipina

Pupuk Iskandar Muda Ekspor 8.000 Ton Urea ke Filipina

Regional
Kaesang Pangarep Resmi Gabung PSI, KTA Langsung Diserahkan Giring

Kaesang Pangarep Resmi Gabung PSI, KTA Langsung Diserahkan Giring

Regional
Wayang Orang Ngesti Pandowo, Riwayatmu Kini

Wayang Orang Ngesti Pandowo, Riwayatmu Kini

Regional
Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang

Regional
Diselimuti Kabut Asap, 3 Penerbangan di Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru 'Delay'

Diselimuti Kabut Asap, 3 Penerbangan di Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru "Delay"

Regional
Bertindak di Luar SOP Saat Eksekusi Lahan Sawit, Bripka ZK Diperiksa Propam Polda Lampung

Bertindak di Luar SOP Saat Eksekusi Lahan Sawit, Bripka ZK Diperiksa Propam Polda Lampung

Regional
Kasus Anak Ketua DPRD Ambon Aniaya Remaja hingga Tewas Segera Disidangkan

Kasus Anak Ketua DPRD Ambon Aniaya Remaja hingga Tewas Segera Disidangkan

Regional
Video Perundungan Siswa SMP Dipukuli Kakak Kelasnya Viral di Media Sosial

Video Perundungan Siswa SMP Dipukuli Kakak Kelasnya Viral di Media Sosial

Regional
Isu Kaesang Pangarep Bergabung ke PSI: Dikabarkan Hari Ini Terima KTA

Isu Kaesang Pangarep Bergabung ke PSI: Dikabarkan Hari Ini Terima KTA

Regional
Usut Penyebab Meninggalnya Ajudan Kapolda Kaltara, Polisi Lakukan Penyelidikan Mendalam

Usut Penyebab Meninggalnya Ajudan Kapolda Kaltara, Polisi Lakukan Penyelidikan Mendalam

Regional
Kasus Penganiayaan 4 Remaja di NTT, Polisi Tangkap 4 Pelaku

Kasus Penganiayaan 4 Remaja di NTT, Polisi Tangkap 4 Pelaku

Regional
7 Orang yang Ditangkap Saat Ricuh Eksekusi Lahan Sawit di Lampung Dipulangkan

7 Orang yang Ditangkap Saat Ricuh Eksekusi Lahan Sawit di Lampung Dipulangkan

Regional
Semangat Ki Pantun Hidupkan Kembali Kesenian di Tanah Baduy yang Mulai Ditinggalkan

Semangat Ki Pantun Hidupkan Kembali Kesenian di Tanah Baduy yang Mulai Ditinggalkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com