KOMPAS.com - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berharap pada pemilu 2024 mendatang tak ada lagi penggunaan politik identitas. Dia ingin agar pemilu mendatang bisa merangkul semua kalangan.
"Harapannya (politik identitas) jangan seperti di 2019, 2014, kemarin lah. Kita juga sudah capek dikafir-kafirin terus. Kalau kita kan pengin merangkul semua," katanya dalam acara ROSI di KompasTV.
Gibran mengatakan bahwa perbedaan adalah hal yang lumrah di Indonesia.
Baca juga: Gibran: Waktu Pertama Saya Mencalonkan Jadi Wali Kota, yang Paling Tidak Setuju Relawan Bapak
"Ya yang namanya identitas, perbedaan, keberagaman, itu kan sebuah keniscayaan lah. Sebuah fakta ya. Dan Indonesia kan memang beda-beda kayak gini," ungkapnya.
Dia menilai perbedaan ini jangan sampai dimanfaatkan oleh orang-orang untuk tujuan politik.
"Dan yang paling harus kita hindari justru orang-orang yang memanfaatkan perbedaan ini untuk tujuan politik," tuturnya.
Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu menilai bahwa pemimpin politik sudah seharusnya mempersatukan.
"Namanya pemimpin politik kan bisa mempersatukan, bisa memecah belah. Ya tinggal dinilai sendiri saja, politik identitas itu yang mana. Silakan dinilai sendiri," kata Gibran.
Pada kesempatan itu, dia pun terus berusaha menjadikan Kota Solo sebagai tempat yang nyaman bagi semua agama.
"Kalau Solo sekarang semua event keagamaan kan kita naungi semua, kita rangkul semua. Kita inginnya semua rukun. Dan semuanya kita kasih ruang, kita kasih tempat untuk mengadakan acara keagamaannya masing-masing," kata Gibran.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.