Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/04/2023, 22:41 WIB
Junaidin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Tim Kompas.com akan melakukan Tapak Tilas 208 Tahun Letusan Tambora untuk menelusuri jejak letusan Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat. Nantikan persembahan tulisan berseri kami tentang dampak dahsyatnya letusan besar Tambora pada 10 April 1815.

DOMPU, KOMPAS.com - Sinar cerah sang surya mengantar perjalanan menelusuri jejak-jejak yang terkubur letusan Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), 208 tahun silam.

Peta penunjuk arah menunjukkan, jarak yang harus ditempuh menggunakan sepeda motor sejauh 60 kilometer dengan lama waktu perjalanan sekitar 1 jam 18 menit.

Baca juga: Kiamat Tambora, April 1815

Waktu tempuh itu diperlukan jika perjalanan dimulai dari pusat Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Dompu, menuju tujuan pertama, Mata Air Hodo.

Sepanjang perjalanan, terhampar pemandangan alam bukit pegunungan. Suhu udara pagi pun terasa hangat menyentuh kulit.

Hampir tidak ada lagi pepohonan besar berusia ratusan tahun yang bisa dijumpai. Kawasan hutan yang dulunya hijau, kini terbuka menjadi areal penanaman jagung.

Pohon-pohon besar hanya tersisa di puncak pegunungan yang belum tersentuh pembukaan jalan dan perambahan.

Baca juga: Laporan Owen Philips dan Bencana Kelaparan Pasca-letusan Tambora 1815

Jernihnya Mata Air Hodo. Jernihnya Mata Air Hodo.

Setelah satu jam berkendara, dari ketinggian jalan raya Dompu-Calabai, di sisi selatan terhampar laut tenang Moti Toi di Teluk Saleh.

Mengabadikan momen perjalanan dengan latar laut biru menjadi pilihan menarik saat tiba di tempat ini.

Dari Moti Toi, suhu udara perjalanan menuju Mata Air Hodo mulai terasa sejuk. Lalu lintas truk bermuatan pasir besi dan batu hitam juga ramai.

Material ini dibawa oleh para penambang tradisional untuk dijual ke sejumlah wilayah di Dompu, Bima hingga Sumbawa.

"Harganya tergantung jarak tempuh, kalau ke Bima bisa sampai Rp 1,5 juta," kata Abdul Basar, sopir truk yang singgah di Mata Air Hodo.

Baca juga: Mengenal 3 Kerajaan yang Terkubur Saat Tambora Meletus

Mata air Hodo di Nusa Tenggara Barat. Mata air Hodo di Nusa Tenggara Barat.

Mata Air Hodo yang tak pernah kering

Mata Air Hodo berada di wilayah administrasi Desa Sori Tatanga, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.

Lokasi ini sangat strategis sebagai tempat persinggahan, setelah menempuh perjalanan panjang dari Dompu ke Calabai, atau sebaliknya.

Mata air yang menyembur dari retakan batuan andesit hasil pembekuan magma bekas letusan Gunung Tambora 1815 silam, menjadi daya tarik wisata yang unik.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pelestarian Batik Patron, Upaya Mengembalikan Ambarawa sebagai Sentra Batik Klasik

Pelestarian Batik Patron, Upaya Mengembalikan Ambarawa sebagai Sentra Batik Klasik

Regional
Selebgram Palembang Minta Maaf Usai Sebut Buka Lahan Lebih Mudah Dibakar, Mengaku Kesal karena Kabut Asap

Selebgram Palembang Minta Maaf Usai Sebut Buka Lahan Lebih Mudah Dibakar, Mengaku Kesal karena Kabut Asap

Regional
Tegaskan Tak Akan Intervensi, Partai Nasdem Dorong KPK Usut Kasus Dugaan Korupsi di Kementan

Tegaskan Tak Akan Intervensi, Partai Nasdem Dorong KPK Usut Kasus Dugaan Korupsi di Kementan

Regional
Polisi Selidiki Pembobolan Boks Server, Korban Rugi Peralatan Internet Senilai Rp 270 Juta

Polisi Selidiki Pembobolan Boks Server, Korban Rugi Peralatan Internet Senilai Rp 270 Juta

Regional
Minta Restu Ulama Kharismatik di Kudus, Cak Imin Targetkan 10 Juta Suara di Jateng

Minta Restu Ulama Kharismatik di Kudus, Cak Imin Targetkan 10 Juta Suara di Jateng

Regional
2 Fakta Baru Kasus 'Bullying' di Cilacap: Korban Membaik dan Proses Hukum Pelaku Berlanjut

2 Fakta Baru Kasus "Bullying" di Cilacap: Korban Membaik dan Proses Hukum Pelaku Berlanjut

Regional
LRT Bandung Raya Mulai Dibangun pada 2027

LRT Bandung Raya Mulai Dibangun pada 2027

Regional
16 Kelurahan di Kota Bima Alami Kekeringan Ekstrem, 21.803 Jiwa Kesulitan Air

16 Kelurahan di Kota Bima Alami Kekeringan Ekstrem, 21.803 Jiwa Kesulitan Air

Regional
Polisi Periksa 6 Saksi Kasus Siswi SMA Gantung Diri karena Foto Bugil Tersebar

Polisi Periksa 6 Saksi Kasus Siswi SMA Gantung Diri karena Foto Bugil Tersebar

Regional
Kantor Bupati Seram Bagian Barat Sempat Disegel Tenaga Honorer yang Tuntut Pembayaran Gaji

Kantor Bupati Seram Bagian Barat Sempat Disegel Tenaga Honorer yang Tuntut Pembayaran Gaji

Regional
Anies Baswedan Singgung Harga-harga Saat Ini Mahal, Masyarakat Diajak untuk Melakukan Perubahan

Anies Baswedan Singgung Harga-harga Saat Ini Mahal, Masyarakat Diajak untuk Melakukan Perubahan

Regional
Penyelenggara MotoGP Siaga Antisipasi Kebakaran 5 Bukit Dekat Sirkuit Mandalika

Penyelenggara MotoGP Siaga Antisipasi Kebakaran 5 Bukit Dekat Sirkuit Mandalika

Regional
Detik-detik Perempuan Digigit Komodo di Pulau Rinca, Korban Dilarikan ke RS

Detik-detik Perempuan Digigit Komodo di Pulau Rinca, Korban Dilarikan ke RS

Regional
Bencana Kekeringan,  32 Ribu Hektar Lahan di Wonogiri Tidak Bisa Ditanami

Bencana Kekeringan, 32 Ribu Hektar Lahan di Wonogiri Tidak Bisa Ditanami

Regional
Palembang Diselimuti Kabut Asap Tebal, Dinkes Sumsel Siapkan 3,6 Juta Masker

Palembang Diselimuti Kabut Asap Tebal, Dinkes Sumsel Siapkan 3,6 Juta Masker

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com