BIMA, KOMPAS.com - Gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,8 di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), memperparah kondisi jembatan penghubung antara Desa Waworada dan Doro Oo di Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima.
Gempa yang terjadi Minggu (2/4/2023) sekitar pukul 16.40 Wita tersebut membuat jembatan itu ambruk hingga tak bisa dilalui baik oleh kendaraan roda dua maupun empat.
"Hari ini jembatan tersebut sudah benar-benar putus dan sudah tidak bisa dilalui oleh kendaraan apa pun," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bima, Isyrah, saat dikonfirmasi, Minggu (2/4/2023).
Baca juga: Gempa NTB Magnitudo 5,8 Terasa hingga Makassar, Warga Panik
Isyrah menjelaskan, jembatan penghubung antar-desa itu retak akibat terjangan banjir yang terjadi Rabu (29/3/2023). Hanya saja, kondisinya saat itu masih bisa dilalui oleh kendaraan.
Pada Minggu (2/4/2023) ini banjir kembali terjadi dan bersama dengan gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,8. Akibatnya, jembatan tersebut ambruk dan tidak bisa dilalui kendaraan.
"Awalnya itu karena banjir pada 29 Maret lalu," ujarnya.
Baca juga: Cerita Warga Saat Kilang Minyak Pertamina Dumai Meledak, Dikira Gempa hingga Petir
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bima, Topan Primadi mengonfirmasi adanya gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,8.
Berdasarkan hasil analisa gempa tersebut berjarak 75 kilometer dari Kota Bima, tepatnya pada koordinat 7,81 lintang selatan dan 118,73 bujur timur dengan kedalaman 29 kilometer.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar naik busur belakang flores ( Flores Back Arc Thrust)," kata Topan Primadi.
Menurutnya, gempa bumi ini berdampak dan dirasakan langsung di daerah Bima dengan skala intensitas III-IV MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Selain itu, terasa getaran seakan truk berlalu di daerah Gowa, Makassar, Dompu, Sumbawa Besar, Sumbawa Barat dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ungkapnya.
Topan mengimbau, masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Di samping itu berusaha menghindari bangunan yang rusak atau retak akibat gempa sore tadi.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," kata Topan Primadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.