Dede juga diancam bakal 'dipidanakan' kalau tak jadi berangkat. Belum lagi agen penyalur di Jakarta disebut sudah keluar uang untuk membuat paspor dan membeli tiket.
Hanya saja sejak tahu kalau istrinya bekerja tidak sesuai penempatan awal yakni di Turki, Dede minta dipulangkan.
"Tapi mau bagaimana? Katanya enggak bisa pulang, akhirnya ya sudah kerja saja dulu," ucap Yongki kepada BBC News Indonesia.
Baca juga: PMI Asal Karawang Dijual Berkali-kali Jadi Budak di Suriah: Tolong Saya, Saya Pengin Pulang
"Di sana dia ngeluh kerjanya berat. Di sana rumahnya besar kayak istana. Bersih-bersih enggak cukup satu atau dua jam."
"Gaji yang dijanjikan 600 Dollar tidak sesuai, awal terima gaji Rp2,8 juta. Dua bulan kerja gajinya 'dimakan' agen."
Suami Dede mengatakan istrinya tersebut sering mengeluh sakit dan mengalami pendarahan. Sementara pihak agen di Damaskus tidak membawanya ke dokter ataupun memberikan obat pereda sakit.
Karena itulah, majikan istrinya kerap berganti.
"Sudah lima kali majikan ganti-ganti karena sakit. Saya mau dia dipulangkan, soalnya kondisinya sakit habis operasi caesar."
Baca juga: Viral Video PMI Asal Karawang Dijual Jadi Budak di Suriah, Bupati Cellica: Kami Akan Pulangkan
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengatakan Dede Asiah dipastikan berangkat keluar negeri secara nonprosedural.
Sebab, menurut catatan Dinas Tenaga Kerja Karawang, Dede menggunakan nama dan alamat palsu. Selain itu, Suriah adalah satu negara yang terkena moratorium pengiriman pekerja rumah tangga.
Namun kalau merujuk pada hukum yang berlaku di Suriah, status Dede Asiah termasuk pekerja migran legal dan sudah menandatangani kontrak kerja.
Untuk bisa memulangkannya ke Indonesia, menurut Judha Nugraha, tidak semudah itu.
"Kita pahami di Suriah dan mayoritas negara Timur Tengah menggunakan sistem kafalah. Untuk pulang ke Indonesia perlu exit permit atau izin dari majikan. Ini yang sedang kita bahas bersama bagaimana solusinya," jelasnya.
Pihak majikan disebut merasa dirugikan kalau Dede dipulangkan lantaran sudah mengeluarkan uang US$12.000 atau hampir Rp179 juta.
Beberapa upaya yang sedang ditempuh di antaranya melalui jalur diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Suriah. Tujuannya meminta bantuan agar Dede Asiah bisa dibawa ke shelter KBRI Damaskus dan diberi izin untuk pulang.