Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pringadi Abdi Surya
PNS Kementerian Keuangan

Pengamat kebijakan publik. Instagramnya @pringadi_as.

Romantisme Nagari dan Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 31/03/2023, 15:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam sisi kanibalismenya, angka laju pertumbuhan ekonomi justru mewakilkan kekuatan suatu wilayah yang menyerap uang/sumber daya dari wilayah lain.

Padahal, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas seharusnya menambahkan value dari produksi agregat di wilayah tersebut.

Kegagapan dalam merespons makna pertumbuhan ekonomi tersebut seringkali membuat pembangunan yang terjadi tidak ideal. Berbagai isu hadir, terutama dalam ketimpangan (rasio gini) dan persoalan identitas.

Kondisi sosio-ekonomi suatu daerah pun bergerak meninggalkan identitasnya menjadi "Jakarta-Jakarta baru". Gejala-gejala itu bisa kita lihat di berbagai kota.

Sumatera Barat tampak berusaha bertahan. Dalam diskusi yang lebih luas, banyak pekerjaan rumah yang mesti dilakukan dalam mempertahankan identitas, namun tak ketinggalan dalam berbagai bidang itu.

Dan belajar dari sejarah, pendidikan menjadi kunci (tanpa maksud melupakan pembangunan infrastruktur dasar lain).

Pertanyaannya, apakah institusi-institusi pendidikan di Sumatera Barat mampu berada di puncak dan menjadi magnet, sehingga bukan hanya anak-anak Sumatera Barat yang tertarik, melainkan juga anak-anak Sumatera lain atau bahkan di luar pulau Sumatera menjadikan Sumbar sebagai tujuan pendidikan?

Ini yang dikhawatirkan dari “rantau”—manakala anak-anak mudanya menyenyam pendidikan dan penghidupan di luar, namun tak kembali.

“Tak kembali” dalam arti tidak ada transfer pengetahuan dan pengalaman untuk menaikkan nilai yang ada.

Romantisme yang seyogianya baik ternyata menyembunyikan sebuah kejahatan, manakala kita abai pada peningkatan kualitas hidup masyarakat di kampung halaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com