Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FX Rudy Menolak PDI-P Disebut Blunder Tolak Israel di Piala Dunia U-20, Ungkap Potensi "Chaos" dan Pemilu Gagal

Kompas.com - 31/03/2023, 15:02 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo atau FX Rudy mengatakan langkah penolakan terhadap Israel dalam Piala Dunia U-20, bukan blunder atau kesalahan.

"Enggak ada yang katakan blunder. PDI-P itu selalu melakukan kajian-kajian yang terjelek untuk bangsa dan negara," kata FX Rudy, pada Jumat (31/3/2023).

Hasil dari kajian itu, lanjut FX Rudy, jika tidak ada pernyataan sikap tersebut. Berpotensi, akan ada pengadangan atau penolakan besar-besaran di sejumlah fasilitas umum menjelang laga berlangsung.

Baca juga: PDI-P Di-bully gara-gara Kadernya Dianggap Penyebab Piala Dunia U-20 di Indonesia Batal, FX Rudy: Sudah Biasa

"Kalau sampai terjadi penghadangan di bandara, penolakan- penolakan terhadap Israel oleh bangsa Indonesia sendiri itu biaya besar. Impas dengan kehadiran kegiatan Piala Dunia di Indonesia. Belum nanti demo yang di lain," jelasnya.

"Jadi sebelum terjadi, diantisipasi dulu. Perjuangan tidak ada kata pengorbanan berjuang, mesti harus berkorban," lanjutnya.

Meskipun imbas dari penolakan dari PDI-P ini, membuat sejumlah kader hingga partai mendapatkan cacian hingga bullying. Ketua DPC itu menganggap hal yang biasa diterima.

"Kalau PDI-P di-bully dan sebagainya sudah biasa. Sudah biasa tetapi kalau sebelum ini kejadian karena PDI Perjuangan itu selalu memegang konstitusi dan selalu berpikir dan berbicara untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Makanya sebelum terjadi ini (aksi langsung) jangan sampai terjadi," ujarnya.

Baca juga: Kotak Pandora Politik dan Olahraga

Kemudian, soal pengaruh politik lain dalam tubuh PDI-P menjelang tahun politik 2024, mendatang. Rudy, menegaskan tidak ada pengaruhnya.

"Tidak ada kaitannya dengan tahun politik. Enggak ada dampak. Sekarang kalau tahun politik terjadi di chaos di republik ini, pemilu gagal dan sebagainya lebih besar mana harganya daripada menolak Israel. Itu yang tidak pernah dipikirkan oleh beliau-beliau itu," lanjutnya

Rudy menggarisbawahi dirinya dan PDI-P tidak menolak Piala Dunia U-20 di Indonesia, tapi menolak Timnas Israel, bermain di Indonesia.

"Sebetulnya kita tidak ingin mencari kesalahan siapa pun. Namun yang perlu saya sampaikan biar semua juga paham bahwa PDI Perjuangan itu tidak menolak Piala Dunianya ya. Kita menyampaikan kepada FIFA supaya berlaku adil," jelasnya.

"Dan PDI Perjuangan tetap berpegang pada konstitusi bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar bahwa penjajahan di atas dunia ini harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," pungkasnya.

Baca juga: FX Rudy Beberkan Alasan PDI-P Baru Menolak Israel Jelang Drawing Piala Dunia U-20

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Warga Baduy Minta Internet Dihapus, Pemkab Lebak Bersurat ke Kominfo

Warga Baduy Minta Internet Dihapus, Pemkab Lebak Bersurat ke Kominfo

Regional
Tercatat Ada 34 Gempa Bumi Susulan di Pacitan Usai Gempa Magnitudo 6

Tercatat Ada 34 Gempa Bumi Susulan di Pacitan Usai Gempa Magnitudo 6

Regional
Laga Perdana di Stadion Manahan Usai Piala Dunia U-20 Batal, Persis Solo Vs Klub Korea Selatan

Laga Perdana di Stadion Manahan Usai Piala Dunia U-20 Batal, Persis Solo Vs Klub Korea Selatan

Regional
Heboh Jemaah Haji asal Sulsel Mengaku Diusir dari Hotel di Arab Saudi, Begini Penjelasan Ketua Kloter 14

Heboh Jemaah Haji asal Sulsel Mengaku Diusir dari Hotel di Arab Saudi, Begini Penjelasan Ketua Kloter 14

Regional
Motor Baru Dibegal, 2 Gadis Remaja di Riau Terpaksa Pulang Jalan Kaki

Motor Baru Dibegal, 2 Gadis Remaja di Riau Terpaksa Pulang Jalan Kaki

Regional
15 Pelajar Terlibat Tawuran Di Depan Kantor Gubernur Banten, 4 Luka-luka

15 Pelajar Terlibat Tawuran Di Depan Kantor Gubernur Banten, 4 Luka-luka

Regional
Dua Calon Haji Asal Aceh Meninggal di Arab Saudi

Dua Calon Haji Asal Aceh Meninggal di Arab Saudi

Regional
Sola Gracia, Bocah 8 Tahun yang Sempat Terjepit Truk pada Kecelakaan Maut di Ngaliyan Meninggal Dunia

Sola Gracia, Bocah 8 Tahun yang Sempat Terjepit Truk pada Kecelakaan Maut di Ngaliyan Meninggal Dunia

Regional
Pembangunan Tol Semarang-Demak, 32 Lapak di Dekat Makam Syekh Jumadil Kubro Terancam Digusur

Pembangunan Tol Semarang-Demak, 32 Lapak di Dekat Makam Syekh Jumadil Kubro Terancam Digusur

Regional
Ingin Jadi Relawan Pemenangan Ganjar, Seorang Pria di Kubu Raya Kalbar Mundur dari ASN

Ingin Jadi Relawan Pemenangan Ganjar, Seorang Pria di Kubu Raya Kalbar Mundur dari ASN

Regional
Tim SAR Bima Perluas Area Pencarian 2 Warga yang Hilang Saat Mancing di Laut

Tim SAR Bima Perluas Area Pencarian 2 Warga yang Hilang Saat Mancing di Laut

Regional
Siswa SMK di Lampung Diduga Tewas Dianiaya Saat Ekstrakurikuler Pencak Silat

Siswa SMK di Lampung Diduga Tewas Dianiaya Saat Ekstrakurikuler Pencak Silat

Regional
Pamit Mau ke Tangerang, Nenek Asmah yang Pergi Sejak Lebaran Ditemukan di Tengah Hutan Pekalongan

Pamit Mau ke Tangerang, Nenek Asmah yang Pergi Sejak Lebaran Ditemukan di Tengah Hutan Pekalongan

Regional
Tak Dipakai Pedagang, 6.000 Kios di Pasar Tradisional Semarang Mangkrak

Tak Dipakai Pedagang, 6.000 Kios di Pasar Tradisional Semarang Mangkrak

Regional
Usut Dugaan TPPO, Polisi Selidiki Perusahaan Penyalur Pekerja Migran di Garut

Usut Dugaan TPPO, Polisi Selidiki Perusahaan Penyalur Pekerja Migran di Garut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com