SUMBAWA, KOMPAS.com- Dengan tatapan nanar, Matari Sanapiah (28) menceritakan tentang kematian sang suami, Syaifuddin (24) yang dia nilai janggal.
Suaminya yang merupakan warga Dusun Emang, Desa Emang Lestari, Kecamatan Lunyuk, Sumbawa, NTB itu meninggal dunia pada Oktober 2022. Kematian Syaifuddin disebut-sebut lantaran tersambar petir.
Baca juga: 20 Hari Mengungkap Kematian Dokter Mawar, Dibunuh Petugas Kebersihan yang Mengaku Sakit Hati
Namun hati kecil Matari berkata, bukan petir yang menyebabkan nyawa sang suami melayang.
"Ada bekas luka, bukan tanda disambar petir. Saya curiga suami dibunuh, bukan disambar petir," kata Sanapiah saat ditemui di Mapolres Sumbawa, Rabu (29/3/2023).
Baca juga: 8 Tahun Kematian Akseyna, Sang Ayah Pertanyakan Tindak Lanjut Pembentukan Tim Khusus
Matari mengingat kembali hari di mana dia meminta sang suami pulang karena anaknya sakit, sekitar lima bulan lalu. Namun Syaifuddin tak kunjung kembali
Matari kemudian mendapatkan informasi bahwa suaminya itu ditemukan tak bernyawa di sebuah kebun di Dusun Sukajaya, Desa Lunyuk Rea, Kecamatan Lunyuk.
"Saat kami datang ke lokasi, salah seorang kepala dusun memberitahukan kalau suami saya tersambar petir sambil menunjuk pohon kemiri," kenang Matari.
Dia tidak begitu saja mempercayai hal tersebut, apalagi setelah melihat ada luka di tubuh sang suami.
Saat itu polisi mengaku telah melakukan penyelidikan atas kematian Syaifuddin. Namun hingga kini Matari belum mendapatkan informasi mengenai penyebab meninggalnya sang suami.
Keluarga Matari kembali mendatangi Mapolres Sumbawa pada Rabu (29/3/2023) untuk meminta kejelasan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.