Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gurgur Manurung
Tenaga Ahli Komisi VI DPR RI

Alumni Pasca Sarjana IPB Bogor bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Tata Kelola Danau Toba Pasca-F1H20

Kompas.com - 29/03/2023, 11:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tata kelola Danau Toba berkelanjutan

Jika kita melihat Danau Toba secara jernih dan objektif, maka tindakan paling urgen adalah pemulihan ekosistem Danau Toba.

Kawasan Danau Toba bisa saja dijadikan kawasan destinasi wisata super prioritas. Namun, tindakan pemulihan Danau Toba lebih prioritas lagi.

Danau Toba kini dikuasai sejumlah spesies baru dan ada jenis invasif yang sangat berbahaya bagi kelangsungan ekosistem Danau Toba.

Jenis spesies ikan yang masuk ke Danau Toba sebagai program introduksi dan restoking sudah cukup banyak mulai ikan mujair, nila, mas, pora pora, lobster, ikan betutu, ikan kaca-kaca dan terakhir ikan red devil.

Restoking dan introduksi dilakukan untuk tujuan menekan populasi jenis ikan lainnya (kontrol biologis melalui mekanisme predasi antarikan)

Idealnya, ekosistem Danau Toba tidak boleh dimasuki spesies di luar spesies lokal. Namun, dalam realitasnya spesies baru terus meningkat yang diduga berasal dari sejumlah pejabat yang menabur benih ikan tanpa kontrol benih, adanya pemilik spesies ikan peliharaan yang ditabur, ada juga menabur ikan dengan motif buang sial, dan sebagainya.

Masuknya spesies ke Danau Toba tanpa kontrol mengakibatkan ekosistem alami menjadi terganggu. Akibatnya rantai makanan (food chain) dan jaring-jaring makanan (food web) terancam putus.

Jika ekosistem Danau Toba terganggu secara terus menerus, maka nilai jual Danau Toba sebagai tujuan wisata akan gagal.

Dalam rangka mewujudkan Kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata super prioritas, maka langkah yang wajib dilakukan adalah mengembalikan ekosistem alami Danau Toba dengan cara memusnahkan spesies baru yang terlanjur masuk ke Danau Toba.

Butuh riset pakar ekologi, perikanan, dan perairan untuk memusnahkan spesies baru tersebut.

Tidak mudah mengembalikan ekosistem Danau Toba, tetapi harus dilakukan jika kita ingin menyelamatkan Danau Toba.

Tindakan yang mendesak lain untuk mengembangkan wisata adalah paradigma orientasi proyek harus diubah menjadi konsep pembangunan berkelanjutan.

Perpres Nomor Nomor 60 tentang Penyelamatan 15 Danau Prioritas terbukti gagal memulihkan danau. Perlu cara yang efektif dan efisien untuk memulihkan Danau Toba dan seluruh danau di Indonesia.

Tidak perlu banyak melibatkan kementerian, tetapi fokus kepada esensi persoalan danau, yaitu ancaman spesies baru yang merusak ekosistem danau secara terstruktur, sistemik, dan masif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com