Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Pon, "Surga" Pakaian Bekas di Kabupaten Semarang

Kompas.com - 28/03/2023, 15:12 WIB
Dian Ade Permana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Pasar Pon Kabupaten Semarang yang identik dengan jual beli hewan, ternyata menjadi "surga" bagi penggemar thrifting atau pakaian bekas.

Setiap pasaran Pon dalam sistem kalender Jawa, pedagang thrifting dari berbagai daerah menjajakan aneka pakaian bekas di pasar yang terletak di Ambarawa Kabupaten Semarang tersebut. Penggemar pakaian bekas pun berdatangan untuk berburu pakaian yang diincarnya.

Baca juga: Sentra Pakaian Bekas di Pasar Senen Tetap Ramai, Pedagang Ogah Komentari Larangan Pemerintah

Seperti Hendra, seorang pelajar dari Salatiga yang datang ke Pasar Pon bersama teman-temannya. "Sekolah pulang awal, janjian sama teman-teman ke Pasar Pon mau lihat 'awul-awul' kalau ada yang cocok ya dibeli," ujarnya, Selasa (28/3/2023).

Awul-awul adalah istilah lain dari thrifting. "Ya awul-awul karena kan itu bajunya ditumpuk, kalau mau lihat harus mengawul-awul dulu," kata Hendra yang senang dengan pakaian impor bekas sejak dua tahun belakangan ini.

Dia memilih pakaian bekas karena harganya yang murah. "Bawa uang Rp 50.000 saja bisa dapat barang bagus, asal bisa memilih. Intinya kalau beli pakaian bekas itu, harus sabar. Karena banyak pedagang jadi banyak pilihannya," kata Hendra.

Hendra mengaku hampir setiap pasaran, dia datang ke Pasar Pon. "Di Salatiga memang ada juga yang jual kayak gini, tapi sensasi berburu di Pasar Pon rasanya beda," ungkapnya.

Penggemar thrifting, Aryo mengatakan dirinya senang berbelanja jaket bekas. "Cari jaket, kalau di sini itu modelnya unik-unik sehingga tidak ada yang menyamai," jelasnya.

Dia menilai keputusan pemerintah yang melarang thrifting, tidak berpihak kepada rakyat. "Ya pengusahanya pasti terdampak, penjualnya tidak bisa kulakan, penggemar atau pembeli juga kehilangan hobi. Mencari baju bekas ini tidak hanya soal kebutuhan sandang, tapi jadi semacam hobi," kata Aryo.

Seorang pedagang, Zen mengaku baru satu tahun menjual pakaian bekas di Pasar Pon. "Sebelumnya jualan di Jakarta, karena banyak saingan yang juga teman-teman sendiri, akhirnya pindah ke Ambarawa ini," ujarnya.

Setiap harinya, dia berjualan pakaian bekas di rumah. "Tapi kalau pasaran Pon, ya saya bawa barang ke pasar sini, lebih ramai, bisa laku banyak. Kalau harga kisaran Rp 20.000 hingga Rp 100.000 tergantung barang," kata pedagang dari Padang tersebut.

Zen berharap pemerintah meninjau ulang aturan larangan impor pakaian bekas. "Ini sudah menjadi penghidupan banyak orang, kalau dilarang bagaimana dengan usaha yang sudah berjalan," jelasnya.

Baca juga: Polda NTT Bentuk Tim Khusus Tertibkan Larangan Pakaian Bekas Impor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com