KOMPAS.com - Pada masa Perang Dunia II, Jepang diketahui sempat melakukan usaha untuk menguasai Indonesia.
Masa penjajahan Jepang dimulai sejak pendaratan pertama tentara Jepang di Tarakan, Kalimantan Timur pada 10 Januari 1942.
Baca juga: Sejarah Panjang Tengkleng Khas Solo, Lahir dari Masa Kelam di Masa Penjajahan Jepang
Namun masa pendudukan Jepang tersebut berlangsung sangat singkat yaitu kurang dari 3 tahun, yang berakhir pada tahun 1945.
Namun dalam waktu yang singkat tersebut, pemerintah Jepang sempat membentuk beberapa organisasi militer dan semimiliter untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya.
Baca juga: Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia Akibat Penjajahan Jepang
Pasukan-pasukan ini terdiri dari kaum pribumi yang diharapkan dapat membantu Jepang di medan pertempuran saat melawan sekutu.
Berikut adalah beberapa organisasi militer dan semimiliter bentukan Jepang ketika menjajah Indonesia.
Baca juga: Pertempuran Lima Hari di Semarang: Latar Belakang, Tokoh, Kronologi, dan Dampak
Heiho adalah pasukan militer pembantu beranggotakan para prajurit asal Indonesia yang ditempatkan langsung dalam perang Jepang.
Tujuan didirikannya Heiho adalah untuk membantu Jepang dengan membangun pertahanan, menjaga keamanan, serta dilibatkan di medan perang Jepang.
Pasukan Heiho merupakan prajurit berusia 18-25 tahun, memiliki badan sehat, kelakuan baik dan memiliki pendidikan minimal setara sekolah dasar.
Tidak heran jika kemudian organisasi ini lebih terlatih daripada organisasi militer maupun semi militer lain bentukan Jepang.
Heiho sendiri akan ditempatkan sebagai prajurit di pasukan Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Kempetai (Polisi).
Sementara saat itu diperkirakan jumlah anggota Heiho yang dibentuk Jepang mencapai 42.000 orang.
Pasca Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Heiho dibubarkan dan dilebur menjadi BKR.
PETA (Pembela Tanah Air) adalah pasukan militer yang dibentuk Jepang pada 3 Oktober 1943 dengan dasar maklumat Osamu Seirei No 44.
Panglima Tentara ke-16 Jepang, Letnan Jendral Kumakichi Harada menyebut PETA sebagai Tentara Sukarela.
Tujuan didirikannya PETA adalah sebagai pasukan gerilya yang membantu Jepang apabila terjadi serangan, serta menjadi korps keamanan yang bertugas mempertahankan tanah air.
Pasukan PETA dilatih di kompleks militer Bogor yang disebut sebagai Jawa Bo-ei Giyugun Kanbu Resentai.
Berbeda dengan Heiho, Peta membuka jabatan kepangkatan bagi rakyat pribumi yaitu Daidanco (komandan batalyon), Cudanco (komandan kompi), Shodanco (komandan peleton), Bundanco (komandan regu), dan Giyuhei (prajurit sukarela).
Seinendan adalah organisasi semimiliter bentukan Jepang yang bertujuan untuk mendidik dan melatih pemuda untuk mendapatkan tenaga cadangan sebanyak-banyaknya.
Anggota Seinendan awalnya terdiri dari pemuda berusia 15-25 tahun.
Namun pada saat Perang Asia Timur Raya mencapai puncaknya persyaratan ini diubah menjadi pemuda berusia 14-22 tahun.
Hal ini pula yang menyebabkan jumlah Seinendan bertambah dari sebanyak 3.500 orang menjadi 500.000 orang pada akhir pendudukan Jepang.
Keibodan adalah korps semimiliter bentukan Jepang yang berada langsung di bawah pengawasan polisi Jepang.
Pasukan Keibodan yang bertugas sebagai korps pembantu kepolisian terdiri dari para pemuda berusia 23-25 tahun dengan syarat utama yaitu sehat secara fisik dan memiliki kepribadian baik.
Pelatihan anggota Keibodan berlangsung selama satu bulan di Kepolisian Sukabumi.
Pembentukan Keibodan atau korps kewaspadaan ini berlangsung bersama dengan Seinendan pada tahun 1943.
Di beberapa daerah pasukan ini memiliki beberapa nama lain, seperti di wilayah Sumatera dikenal dengan nama Bogodan dan di wilayah Kalimantan dikenal dengan nama Konan Hokokudan.
Fujinkai adalah korps pelatihan militer bagi wanita yang dibentuk oleh Jepang.
Tugas Fujinkai dalam perang berada di garis belakang untuk membantu dan merawat korban perang.
Para wanita anggota Fujinkai yang berusa mulau dari 15 tahun ini juga ditugaskan untuk menanam pohon jarak yang akan diambil minyaknya.
Suishintai atau Barisan Pelopor adalah organisasi semimiliter pertama bentukan Jepang yang dipimpin langsung oleh kaum nasionalis Indonesia.
Barisan Pelopor dibentuk pada tanggal 1 November 1944 sebagai hasil sidang ketiga Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat).
Jepang kemudian menunjuk Soekarno, dengan wakilnya RP Suroso, Otto Iskandar Dinata, dan dr Buntaran Martoatmodjo sebagai pemimpin dari Barisan Pelopor.
Barisan Pelopor ini juga merupakan bagian dari Jawa Hokokai yang anggotanya mencakup seluruh pemuda, baik yang terpelajar maupun tidak.
Keanggotaan Barisan Pelopor yang heterogen ini ditujukan untuk menumbuhkan semangat solidaritas, agar timbul ikatan emosional dan semangat kebangsaan yang tinggi.
Para pemuda Barisan Pelopor juga dilatih dengan pelatihan militer dengan hanya menggunakan peralatan sederhana seperti senapan kayu dan bambu runcing.
Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 16 Desember 1945 organisasi ini diubah namanya menjadi Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI).
Laskar Hizbullah atau Tentara Hizbullah Indonesia adalah pasukan semimiliter yang beranggotakan para kiai, santri, dan pemuda Islam.
Pembentukan Laskar Hizbullah berawal dari pertemuan sepuluh ulama pada 13 September 1943 untuk membentuk barisan guna menghalau serangan Sekutu.
Sepuluh ulama tersebut adalah KH Mas Mansyur, KH Adnan, Abdul Karim Amrullah, KH Mansur, KH Mochtar, KH Chalid, KH Abdul Madjid, KH Jacub, KH Djunaedi, dan KH Sodri.
Laskar Hizbullah kemudian resmi dibentuk pada tanggal 8 Desember 1944 oleh Jepang sebagai pasukan cadangan PETA (Pembela Tanah Air).
Pemimpin Laskar Hizbullah adalah KH Zainul Arifin dengan Muhammad Roem sebagai wakil, KH Mas Mansyur sebagai komandan pelatihan, dan Prawoto Mangkusasmito sebagai wakil komandan pelatihan.
Sumber: sma13smg.sch.id, kompas.com (Vanya Karunia Mulia Putri, Widya Lestari Ningsih, Verelladevanka Adryamarthanino)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.