Salbia mengatakan anaknya sempat dilarikan ke Puskesmas Sungai Mariam usai tertembak. Saat tiba di Puskesmas, MR sudah tak bernyawa. MR dibawa ke ruang jenazah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS), Samarinda.
"Anak saya itu katanya kerja di batu bara, hanya pekerja makan gaji. Dia sudah lama putus sekolah," kata Salbia.
Sebelum ditembak, MR sempat pulang ke rumah sehari sebelumnya. Esoknya, menjelang sore MR kembali pamit bekerja.
Salbia dan suaminya baru mengetahui anaknya tertembak pada pagi hari jelang siang. Saat itu dirinya diberitahu tetangga melalui foto dan video yang tersebar.
Salbia dan suaminya segera bergegas ke Puskesmas Sungai Mariam. Tiba di sana, MR sudah meninggal. Jenazah MR juga sudah berada di dalam mobil Ambulans untuk dibawa menuju RSUD AWS.
Di hari sama, atas persetujuan keluarga, kata Salbia, jenazah MR langsung diotopsi untuk mengungkap penyebab kematian.
Baca juga: 2 Aparat Gugur Ditembak KKB, Warga di Puncak Jaya Diimbau Tarawih di Rumah
Hingga sore hari, proses autopsi itu masih berlangsung saat Kompas.com menemui Salbia dan suaminya di depan kamar jenazah RSUD AWS.
Salbia dan suami duduk di kursi kayu depan pintu kamar jenazah dengan tatapan kosong. Sementara, beberapa anggota keluarga lain ikut mendampingi.
Terpantau sejumlah aparat polisi berpakaian biasa turut hadir, termasuk tim Inafis Polresta Samarinda. Salbia mengatakan pemilik kapal klotok yang membiayai seluruh proses otopsi hingga pemakaman.
Sambil meneteskan air mata, Salbia mengutarakan momen saat MR pamit bekerja merupakan pertemuan terakhirnya dengan putra sulungnya itu.
Baca juga: Sebelum Tewas Ditembak KKB, Tukang Ojek di Puncak Telepon Istri, Minta agar Jaga Anak
Dia berharap kasus kematian anaknya bisa diungkap dan pelaku mendapat hukuman setimpal.
“Saya berjuang besarkan anak saya, kalau memang dia salah, kenapa harus ditembak sampai mati. Kan bisa di kaki, biar dia tetap hidup,” ungkap Salbia dengan suara tangis terseduh sedan.
Dokter Spesialis Forensik RSUD AWS dr. Christine belum merespon saat dikonfirmasi perihal hasil autopsi
Hingga berita ini ditayangkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi. Hanya saja, Kasat Polairud Polres Kutai Kartanegara AKP Izdiharuddin Faris Raharja Putra membenarkan ada peristiwa tersebut. Namun, dirinya tak bisa memberitahu keterangan lebih jauh, sebab penanganan kasus tersebut diambil alih Polres Bontang.
Baca juga: Kronologi Tukang Ojek di Papua Tewas Ditembak KKB, Pelaku Pura-pura Jadi Penumpang
“(Perairan) Muara Berau itu masuk wilayah Kukar tapi, Polseknya masuk Polres Bontang. Jadi kami enggak bisa beri info, sebaiknya langsung ke Polres Bontang aja. Karena dari kemarin sudah diambil alih sama teman-teman dari Polres Bontang,” ungkap dia saat dihubungi Kompas.com.
Kasat Polairud Polres Bontang Iptu Edy Mujiyanto dan Kapolres Bontang AKBP Yusep Dwi Prastiya, belum merespons panggilan telepon dan pesan singkat Kompas.com.
Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Yusuf Sutejo pun belum memberikan keterangan resmi.
"Saya masih rapat," ungkap dia saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/3/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.