Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Percaya Anaknya Bunuh Diri, Ayah Briptu RF Pertanyakan Alat Buktinya

Kompas.com - 27/03/2023, 18:09 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Perasaan janggal masih menyelimuti pikiran Muslih, ayahanda Briptu RF, ajudan Kapolda Gorontalo yang diduga tewas karena bunuh diri.

Seperti diketahui, Briptu RF diduga tewas karena bunuh diri, dengan cara menembakkan senjata api (senpi) yang dibawa ke dada kirinya di mobil dinas, Sabtu (25/32023). 

"Kejanggalannya cuma itu. Kalau ada hujan pasti ada mendung. Ini kan tak ada mendung tiba-tiba hujan gitu loh. Itu yang kita pertanyakan sampai saat ini," kata Muslih saat ditemui di rumah duka, Senin (27/3/2023). 

Baca juga: Sebelum Ditemukan Tewas di Mobil Dinas, Ajudan Kapolda Gorontalo Sempat Video Call dengan Keluarga

Soal kejanggalan tersebut, dia akan berpikir untuk melakukan pembuktian. Sampai saat ini, pihaknya masih melakukan pendalaman dan koordinasi. 

"Ya itu nanti. Saya masih akan berpikir kejanggalan yang saya alami terhadap anak saya untuk membuktikan kebenarannya," ucap dia. 

Dia mengaku belum mengetahui alat bukti yang menyimpulkan Briptu RF tewas karena bunuh diri. Hasil otopsi jenazah juga belum diketahui hasilnya. 

"Otopsi juga belum kan, tidak bisa mengetahui senjatanya," ungkap Muslih yang juga pensiunan Polri itu. 

Dia berharap, penyidik bisa menelusuri soal penyebab meninggalnya Briptu RF. Muslih mengaku sampai saat ini belum bisa menerima jika Briptu RF dinyatakan bunuh diri. 

"Ini semestinya dari penyidik sana yang harus menelusuri ke arah situ," paparnya. 

Apalagi, lanjutnya, dia tak pernah mendengar anaknya itu mempunyai musuh 

"Diberitakan dengan bunuh diri itu kan saya yang itu yang tidak bisa menerima karena saya bilang tidak ada mendung kok hujan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com