KOMPAS.com - Desiree Peni Chindy Khatrine (23) masih dinyatakan hilang saat perahu yang ditumpanginya tenggelam di Sungai Brantas, Kota Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (25/3/2023) sore.
Perahu tambangan tersebut tenggelam di Sungai Brantas di kawasan Jalan Mastrip Kemlaten Tambangan Gang 8, Karang Pilang, Surabaya.
Cerita Iqbal Widyantoro (24), salah satu korban selamat menceritakan saat dirinya menyaksikan kekasihnya terseret arus saat perahu tenggelam.
Berita tersebut mendapat sorotan pembaca Kompas.com hingga menjadi populer di urutan pertama.
Selain itu ada juga berita terkait seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Marat (UNS) Surakarta, Noval Bacrul Ulum (22) dilaporkan jatuh di Luweng Gua Braholo di Padukuhan Kelurahan Purwodadi, Tupus, Gunungkidul, Yogyakarta, Minggu (26/3/2023).
Berikut lima berita populer nusantara yang dirangkum Kompas.com pada Minggu (26/3/2023):
Perahu Tambangan tersebut tenggelam di Sungai Brantas di kawasan Jalan Mastrip Kemlaten Tambangan Gang 8, Karang Pilang, Surabaya.
Hanya Ine yang dinyatakan hilang, sementara 10 penumpang lainnya termasuk dua operator perahu dinyatakan selamat setelah berhasil renang atau selamatkan warga.
Iqbal Widyantoro (24), salah satu korban selamat mengaku dirinya berhasil menyelamatkan diri setelah berusaha tetap mengapung dan berenang dengan susah payah ke tepian sungai.
Namun tidak demikian halnya dengan sang kekasih Desiree Peni Chindy Khatrine atau Ine.
Warga Karang Pilang itu dinyatakan hilang usai insiden tenggelamnya perahu tersebut.
Iqbal bercerita, pacarnya terseret arus sungai saat perahu penyeberangan itu karam, di tengah upayanya berenang menyelamatkan diri.
Baca selengkapnya: Cerita Iqbal Saksikan Kekasihnya Terseret Arus Saat Perahu yang Dinaiki Tenggelam di Sungai Brantas Surabaya
Hingga kini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian terhadap korban.
Kasi Humas Polres Gunungkidul Iptu Suranto mengatakan, awalnya, korban beserta lima orang rekannya dari Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) PMPA Vagus UNS berangkat dari kampusnya ke Gua Brahoro pukul 07.00 WIB.
Korban dan rombongan sampai ke lokasi sekitar pukul 09.00 WIB untuk melakukan kegiatan pecinta alam.
Korban bersama dua rekannya memasang tali safety di atas tebing.
Selesai memasang tali, korban mencari titik anchor untuk menalikan tali karmantel.
Tali tersebut berfungsi untuk menuruni gua.
Sesaat kemudian korban menemukan titik yang akan digunakan sebagai anchor.
"Pada saat korban akan menaruh bantalan tali, tiba-tiba tergelincir dan terjatuh. Korban berteriak dan tertahan oleh tali safety namun batu yang digunakan untuk tali safety tidak kuat dan hancur yang mengakibatkan korban terjatuh ke dasar gua," kata Suranto.
Baca selengkapnya: Mahasiswa Pecinta Alam UNS Jatuh ke Luweng Braholo Gunungkidul
Meskipun nyawanya sendiri saat itu juga terancam karena menjadi bagian dari 12 orang penumpang, dia masih sempat menyelamatkan pasangan suami istri.
Kini pasangan suami istri tersebut belakangan diketahui harus menjalani perawatan medis di RS Wiyung Sejahtera, Surabaya.
Kedua orang itu ialah, Susanto (37) dan Yunita Triyanti (29).
Peristiwa tersebut terjadi saat perahu tambangan yang mereka naiki tenggelam di Sungai Brantas, kawasan Jalan Mastrip Kemlaten Tambangan Gang 8, Karang Pilang, Surabaya, pada Sabtu (25/3/2023) pagi.
Baca selengkapnya: Nyawanya Juga Terancam, Hendra Pilih Selamatkan Suami Istri Saat Perahu Tenggelam di Sungai Brantas Surabaya
Kabid Damkarmat BPBD Bantul, Irawan Kurnianto menyampaikan ular diketahui oleh pemilik rumah Rini Suriparingsih.
Saat itu, Rini sedang membersihkan rumah dan melihat ular di samping lemari pakaian sekitar pukul 13.40 WIB.
"Bu Rini melaporkan ke salah seorang petugas, dan diteruskan ke kantor Damkarmat Pundong," kata Irawan saat dihubungi wartawan melalui telepon Sabtu.
Baca selengkapnya: Sedang Membersihkan Rumah, Warga Bantul Malah Temukan Ular Kobra
Kejadian ini bermula saat seorang pasien perempuan asal Desa Tursino Kecamatan Kutoarjo yang hendak melahirkan pada Rabu (22/3/2023) malam.
Namun saat sampai di Puskesmas setempat ternyata pintu dalam keadaan terkunci.
Suami pasien tersebut sudah mengetuk hingga menggedor pintu tapi tak ada petugas yang datang.
Pasien pun protes terhadap pelayanan Puskesmas Wirun yang tak maksimal.
Terkait hal tersebut, Kepala Puskesmas Wirun, dr Hendy Rastyawan, membenarkan beredarnya kabar tersebut.
Namun, menurutnya hal itu hanya sebuah kesalahpahaman saja.
“Jadi pada hari Rabu tanggal 22 Maret malam kemarin itu katanya ada ibu hamil mau bersalin. Katanya sudah menghubungi bidan desa tidak ada, lalu ke Puskesmas Wirun dan ketuk-ketuk pintu katanya tidak ada orang,” sebutnya.
Baca selengkapnya: Diprotes Tak Layani Persalinan, Kepala Puskesmas di Purworejo Beri Penjelasan
Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono, Kontributor Purworejo, Bayu Apriliano | Editor Rachmawati, Krisiandi, Dita Angga Rusiana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.