JAYAPURA, KOMPAS.com - Penembakan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap anggota TNI-Polri yang sedang melakukan pengamanan Shalat Tarawih di Masjid Al Amaliah, Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Sabtu (25/3/2023) malam, menyebabkan dua prajurit gugur akibat luka tembak.
Ketua Nahdatul Ulama (NU) Papua Toni Wanggai mengaku prihatin atas kejadian tersebut dan menyesalkan karena penyerangan terjadi di lingkungan rumah ibadah.
"Kita menyesalkan kenapa KKB melakukan penembakan di (lingkungan) rumah ibadah, ini kan harusnya tempat yang harus dijauhkan dari aksi kekerasan, ini menganggu ketenangan umat dalam beribadah, walau (KKB mengaku) sedang berjuang tapi juga harus menjaga nilai-nilai kemanusiaan," kata Toni saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (26/3/2021).
Baca juga: KKB Serang Pengamanan Shalat Tarawih di Puncak Jaya, 2 Aparat Gugur, 1 Lainnya Terluka
"Sama dengan tempat ibadah agama lainnya, jadi jangan jadikan tempat ibadah sebagai tempat dilakukan kekerasan, dengan alasan apa pun itu tidak bisa dibenarkan," lanjutnya.
Toni mengaku ikut merasa sedih dengan kejadian tersebut karena membuat psikologi umat muslim yang ada di kawasan tersebut terganggu di saat mereka sedang menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan.
Ia juga menyebutkan, kedua prajurit yang menjadi korban, meninggal dalam keadaan sahid karena sedang menjaga umat muslim yang sedang beribadah dan menjalankan tugas menjaga kedaulatan NKRI.
"Kami menyampaikan duka yang mendalam atas gugurnya dua prajurit itu, mereka gugur dalam sahid karena mereka sedang menjaga orang-orang yang sedang ibadah tarawih, jadi kita doakan mereka meninggal dalam keadaan sahid," kata dia.
Ia menilai, apa yang dilakukan KKB tidak terkait dengan isu agama sehingga Toni meminta semua pihak bisa melihat ini sebagai sebuah kejadian kriminal.
"Memang kami lihat ini mereka (KKB) mengincar aparat, hanya tempatnya di tempat ibadah di saat orang butuh ketenangan, apalagi TNI-Polri ini sedang menjaga orang yang sedang ibadah, ini melanggar HAM dan melanggar kesepakatan internasional terkait hak beribadah," kata Toni.
Ia pun berharap agar tidak ada lagi aksi kekerasan yang terjadi di sekitar rumah ibadah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.