Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Kasus Guru Taekwondo Cabuli 3 Anak di Solo, Sudah Menikah hingga Janjikan Korban Ikut Kejuaraan

Kompas.com - 25/03/2023, 08:38 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - DA, guru taekwondo di Kora Solo, Jawa Tengah ditangkap atas kasus pencabulan terhadap 3 anak laki-laki di bawah umur.

Pencabulan dilakukan sejak dua tahun terakhid. Modus DA adalah melakukan bujuk rayu dan menjanjikan korban untuk mengikuti kejuaraan taekwondo kelas nasional.

Saat ini DA masih menjalani pemeriksaan di Polresta Solo dan berikut lima fakta kasus yang menjerat DA:

1. Punya istri dan satu anak

Pelaku DA berstatus menikah dan memiliki satu orang anak. Hal tersebut diungkapkan DA saat jumpa pers di Mapolresta Solo pada Jumat (24/3/2023).

"Sudah berkeluarga. Punya satu orang anak," beber DA.

Ia meyakini murid yang menjadi korban hanya berjumlah tiga orang. DA menyampaikan bahwa tiga korban dalam aksi bejatnya dikenalinya.

Baca juga: Guru Taekwondo di Solo Cabuli 3 Muridnya, KPAI Sebut Hukumannya Bisa Ditambah

DA berdalih mencabuli tiga anak laki-laki tersebut karena sudah nyaman dan sering bertemu dengan para korban.

"Sering ketemu dengan anak-anak. Mungkin terlalu sering ketemu, jadi nyaman," kata Donny.

2. Orangtua curiga anak tak mau latihan

Kasus pencabulan terungkap bermula dari seorang korban berhenti berlatih taekwondo.

"Kalau nggak salah ingat sekitar akhir tahun lalu sudah ogah-ogahan latihan taekwondo," kata kuasa hukum korban, Widhi Wicaksono, Jumat (24/3/2023).

Perwakilan dojang yang diikutinya sempat mendatangi rumah korban untuk mengajak korban kembali berlatih.

Namun korban menolak. Penolakan korban tersebut kemudian memicu rasa curiga dari orang tuanya.

Baca juga: Guru Taekwondo di Solo Cabuli Muridnya, Gibran Minta Tempat Latihan Ditutup Sementara

Saat itu, korban belum mau bercerita kepada orang tuanya karena dirinya malu dan ketakutan.

"Ibunya sudah curiga, ini kok anaknya, tidak mau latihan, lalu ditanyain pelan-pelan. Pelan-pelan, korban kemudian akhirnya mau cerita," tambahnya.

Orang tua korban kemudian membuat laporan ke kantor Polresta Solo pada Jumat (17/3/2023).

3. Pencabulan terjadi di tempat latihan

Ilustrasi kekerasan seksual pada anak, tanda-tanda kekerasan seksual pada anak, dampak kekerasan seksual pada anak, cara mencegah kekerasan seksual pada anak. Shutterstock/Peter Leee Ilustrasi kekerasan seksual pada anak, tanda-tanda kekerasan seksual pada anak, dampak kekerasan seksual pada anak, cara mencegah kekerasan seksual pada anak.
Kuasa hukum korban, Widhi menyebut pencabulan terjadi di sebuha dojang di kawasan Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

Ia mengatakan korban dipanggil DS ke ruangannya.

"Modusnya, korban tersebut dipanggil ke kamarnya, ke ruangannya terus diiming-imingi," kata dia.

Korban saat itu tidak hanya masuk ke ruangan seorang diri tapi bersama rekannya. DS lalu meminta korban dan temannya memainkan alat kelaminnya secara bersamaan.

Korban dan temannya sempat menolak permintaan DS Tapi pelaku mengancam korban dan temannya.

Baca juga: Pengakuan Guru Taekwondo Cabuli 3 Anak di Solo: Sering Bertemu dan Terlalu Nyaman

4. Iming-iming ikut pelatihan kejuaraan

Widhi menyebut DS memberikan iming-iming berupa kesempatan mengikuti latihan khusus persiapan kejuaraan.

"Ada iming-iming (dari DS), ya gini, istilahnya kalau menurut sama instruktur, disuruh apa saja mau maka akan diikutkan pelatihan kejuaraan dan sebagainya," ujar Widhi.

Iming-iming tersebut disampaikan DS saat berada di ruang yang ada dalam dojang di kawasan Kecamatan Banjarsari Kota Solo.

Widhi menyebut DS dipercaya menjadi pelatih bagi anggota yang akan disiapkan menjadi atlet.

Korban sempat menolak keras iming-iming yang disampaikan DS, namun D mengancam mereka.

Baca juga: Guru Taekwondo di Solo Cabuli 3 Murid Laki-lakinya Saat Latihan

"Didatangi balik, kalau tidak mau balik mau dibawain pedang," kata Widhi.

Ia menyebut semua korban DA adalah anak laki-laki. "Disuruh oral atau disodomi itu," ucapnya.

5. Tempat latihan ditutup sementara

Terkait kasus tersebut, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyarankan tempat berlatih taekwondi ditutup sementara dan dilakukan pemilihan pengurus yang baru.

"Ditutup dulu sampai nanti ada muskot. Segera dipilih ketua yang baru. Soalnya yang namanya kompetisi, latihan, tidak boleh berhenti," ujar Gibran.

"Intine saya sudah meminta harus ada segera kepengurusan baru. Bocah-bocah (anak-anak) latihannya tidak mungkin bisa dihentikan. Kompetisi-kompetisi harus tetap jalan. Soalnya anak-anaknya potensial. Korban-korban akan kami dampingi penuh," kata Gibran.

Ia mengaku tak menyangka ada oknum pelatih taekwondi yang tega melakukan dugaan pelecehan seksual pada anak di bawah umur.

Baca juga: Guru Taekwondo di Solo Cabuli 3 Murid Laki-lakinya Saat Latihan

"Kita kan juga tidak menyangka ada orang seperti itu. Dilihat juga kayak orang biasa. Ini tugas dari saya dan dinas akan mempertanggungjawabkannya," jelas dia.

"Ini pelajaran buat kita bersama. Orangtua dimohon hati-hati. Semuanya harus selektif memilih tempat-tempat seperti ini," tambah dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani, Fristin Intan Sulistyowati | Editor : Dita Angga Rusiana, Ardi Priyatno Utomo), Tribunews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com