KOMPAS.com - Polisi telah menangkap pelaku yang memutilasi seorang perempuan menjadi puluhan bagian di Kaliurang, Yogyakarta. Kasus pembunuhan diikuti mutilasi ini merupakan setidaknya yang ketiga dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya, beberapa hari lalu, polisi juga menangkap pelaku pembunuhan yang memutilasi korban menjadi empat bagian di sebuah apartemen di Tangerang, Banten, lalu dibuang di beberapa lokasi berbeda.
Di penghujung tahun lalu, polisi juga mengungkap pembunuhan yang diikuti mutilasi di apartemen Taman Rasuna, Jakarta.
Baca juga: Sosok Heru Pelaku Mutilasi Teman Kencan di Sleman, Tertutup Sejak 2 Tahun Lalu karena Utang Pinjol
Motif dari ketiga mutilasi tersebut beragam, mulai dari masalah ekonomi hingga hubungan asmara.
Dua kriminolog dari Universitas Indonesia menjelaskan, tindakan mutilasi yang disebut sadis dan di luar akal logika itu dapat terjadi, karena pelaku mengedepankan ego mereka agar tidak tertangkap dengan cara menghilangkan barang bukti.
Sementara itu, sosiolog kriminalitas dari Universitas Gadjah Mada mengatakan, pelaku yang melakukan pembunuhan hingga mutilasi cenderung memiliki kecerdasan emosional yang rendah sehingga tidak mampu memahami dan mengendalikan diri dalam menghadapi tekanan hidup.
Baca juga: Utang Pinjol di Balik Kasus Mutilasi di Sleman Jadi 65 Bagian
Polisi menyebut, pelaku yang bekerja di bidang jasa persewaan tenda itu memutilasi tubuh korban -dengan pisau hingga gergaji- menjadi 65 bagian.
Polisi mengatakan, pelaku yang memiliki hubungan asmara dengan korban melakukan pembunuhan untuk mendapatkan harta korban guna melunasi pinjaman online tersangka dari tiga aplikasi sebesar Rp8 juta.
Polisi juga menemukan surat di tempat tinggal tersangka, yang berisi, “kenapa aku melakukan ini karena aku sering berada di bawah tekanan akibat gengsi."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.