Nabi-nabi sebelum Muhammad SAW seperti Nabi Musa AS telah melaksanakan khalwat di bukit Tursina. Nabi Muhammad SAW sendiri melaksanakannya di Gua Hira.
Perkembangan ilmu tasawuf Thoriqoh Naqsyabandiyah dimulai dari era Nabi besar Muhammad SAW sampai pada silsilah kelimuwan ke-38 yaitu Syekh Buya Muhammad Rasyidsyah Fandi.
Di bawah asuhan Al-Mukarom Syekh Buya Rasydsyah Fandi telah terbentuk dalam tata kelola keorganisasian yang mengikuti perkembangan zaman.
Tentunya dengan tidak meniadakan nilai-nilai dasar ajaran dan metodologi yang relevan dengan perkembangan masyarakat saat ini.
Untuk menata hal tersebut Tarekat Naqsyabandiyah telah berbadan hukum sebagai sebuah perkumpulan.
Hal itu dibuktikan dengan disahkan dan terdaftar sebagai organisasi yang terregistrasi di Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, dengan nama Perkumpulan Pengajian Ilmu Tasawuf Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia atau PPITTNI.
Wakil Sekretaris Umum PPITNI Dempo Xler mengatakan, pengajian Ilmu Tasawuf Tarekat Naqsyabandiyah Indonesia telah berkembang menjadi ilmu keislaman.
Tentunya sebagai jalan bagi seorang hamba yang menitik beratkan pada proses penyucian jiwa dan pendekatan diri kepada Allah SWT dengan sedekat-dekatnya.
"Untuk itu para murid tarekat dalam bimbingan para silsilah melalui guru/mursyid diwajibkan mengamalkan dan menjalani kehidupan tasawuf. Tidak hanya menjalankan ibadah secara formal sesuai dengan ketentuan syariah, tetapi juga berusaha mengungkap rahasia-rahasia syariah yang dapat membantu lebih dekat lagi kepada Allah SWT," ungkap Dempo.
Lanjut Dempo, Tarekat Naqsyabandiyah Indonesia memberikan perhatian yang sangat besar pada amalan dan ibadah formal secara kualitatif dan kuantitatif.
Berbagai metode latihan yang diatur sedemikian rupa agar kesucian jiwa dan kedekatan diri seorang hamba kepada Allah SWT dapat dirasakan oleh jiwa para pengamalnya. Proses pensucian jiwa tersebutlah dinamakan dengan suluk.
"Tujuannya, agar seorang hamba dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT. Karena sejatinya Allah SWT Maha Suci. Kedekatan ini kemudian berimplikasi dengan keteguhan jiwa. Agar seorang tidak ingin lagi melakukan perbuatan dosa," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.