JAYAPURA, KOMPAS.com - Proses pencarian pilot Susi Air Kapten Philip Mark Merthens terus dilakukan. Negosiasi masih terus diupayakan demi memulangkan sang pilot yang dibawa oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panelewen mengungkapkan bahwa upaya negosiasi masih berjalan. Petugas juga terus mengumpulkan informasi mengenai keadaan Kapten Philip.
Rio mengungkapkan, ada informasi bahwa saat ini kondisi kesehatan sang pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut sedang kurang baik.
Baca juga: 40 Hari Penyanderaan Kapten Philip, Kaops Damai Cartenz: Kita Semakin Dekat ke Sasaran
"Saya pastikan pilot masih hidup, tapi ada informasi juga bahwa dia saat ini sedang sakit," ujar Rio di Nduga, Rabu (22/3/2023).
Informasi itu, lanjut Rio, belum bisa dipastikan kebenarannya. Namun dengan melihat banyak faktor, seperti makanan, stamina dan cuaca, Kapten Philip bisa saja sakit.
Menurut dia, daya jelajah KKB pimpinan Egianus Kogoya sangat tinggi dan tidak jarang mereka harus melintasi daerah dengan ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Baca juga: Pesan Presiden Jokowi soal Pembebasan Pilot Susi Air: Keselamatan Jadi yang Utama
"Itu yang kami sangat kami khawatirkan kalau kondisi kesehatan pilot menurun, karena keluarganya menyampaikan pilot punya riwayat asma, apa lagi kalau dia dibawa ke pegunungan yang oksigennya sangat tipis," tutur Rio.
Ia pun berharap, proses negosiasi bisa segera menemui titik temu agar Kapten Philip dapat segera dibebaskan.
"Kami masih terus memantau proses negosiasi yang dilakukan Pemda, semoga ini cepat selesai dan pilot dapat dikembalikan dalam keadaan sehat," kata dia.
Egianus Kogoya dan kelompoknya melakukan aksi pembakaran pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, pada 7 Februari 2023.
Egianus juga menyandera pilot dari pesawat tersebut, Kapten Philip Mark Mertens (37) yang berkewarganegaraan Selandia Baru.
Baca juga: KKB Titipkan Surat ke Pilot Susi Air yang Mendarat di Jila Mimika
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri sempat menyebutkan, Egianus Kogoya meminta tebusan berupa uang dan senjata api untuk membebaskan Kapten Philip.
Keberadaan Egianus sempat terlacak di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, pada akhir Februari 2023.
Di lokasi tersebut, Egianus diduga membunuh anak seorang anak kepala kampung yang masih berusia 6 hingga 8 tahun karena ayahnya tidak mau memberi bahan makanan yang diminta oleh Egianus.
Menurut keterangan saksi mata, Kapten Philip tidak terlihat bersama Egianus saat kelompok tersebut berada di Distrik Kuyawage.
Hingga kini sudah lebih dari 40 hari, Egianus dan kelompoknya membawa Kapten Philip.
Presiden Joko Widodo bahkan memberikan perhatian pada kasus ini dengan menyampaikan pesan khusus dalam upaya penyelamatan Kapten Philip.
"Yang paling penting dengan kehati-hatian agar keselamatan (Philip) jadi yang utama," kata Presiden Jokowi di Papua, Selasa (21/3/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.