"Waktu itu jenazahnya datang kemari, aku heran kenapa badannya kok buram. Wajahnya hitam sebelah, tanganya hitam, kakinya juga. Instingku ini bukan bunuh diri, melainkan dibunuh, tapi siapa orangnya, kami tidak tahu," kata Fince Saragih, Kamis (16/3/2023).
Menurut keluarga, kematian Bripka Arfan Saragih sangat jangal, terlebih polisi melalui konferensi pers menyebutkan Arfan meninggal bunuh diri.
Keluarga menyebutkan, wajah Arfan mengalami luka seperti tersiram air panas.
Baca juga: Bripka AF Bunuh Diri Diduga Minum Sianida Usai Ketahuan Gelapkan Pajak Rp 2,5 Miliar
Selain itu kuping mengeluarkan darah dan kepala belakang ada luka seperti dipukul benda tumpul.
"Kalau sekarang dibilang bunuh diri, sampai sekarang aku tidak percaya. Wajah anakku itu hitam sebelah kiri, mata juga terbuka satu, lalu tanganya diletakkan di dadanya, terus kepala belakangnya luka seperti dipukul, terus di tulang rusuk juga " tambahnya.
Menurut Fince, anaknya tersebut adalah sosok yang baik dan rajin beribadah.
Dia sendiri sudah mengaku ikhlas dengan kepergian Bripka Arfan Saragih. Meski begitu, dia merasa sakit hati jika anaknya disebut meninggal lantaran bunuh diri.
"Kalau aku tidak yakin, karena anak ku itu sangat baik, tidak mungkin dia bunuh diri. Kalau masalah pajak itu sudah kami bayarkan Rp 650 juta, sampai utang utang kami di sini, dan tinggal hanya sedikit laginya utang itu," kata Fince.
Baca juga: Bripka AS Diduga Menilap Uang Pajak Kendaraan 100 Warga, Hendak Diusut tapi Pelaku Sudah Meninggal
Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman menegaskan, bahwa anak buahnya itu memang bunuh diri.
Kalaupun keluarga mendiang tidak terima, kata Yogie, itu hal yang wajar.
"Berdasarkan hasil autopsi yang sudah disampaikan ahli otopsi, tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik. Memang ada beberapa memar, kemungkinan itu karena meminum racun sianida, itukan sifatnya panas," kata Yogie, Rabu (15/3/2023).
Yogie mengatakan, karena sianida itu panas, kemungkinan korban meronta-ronta. Sehingga terdapat memar pada tubuh korban.
"Tidak ada yang kami tutup-tutupi," kata Yogie.
Dia mengatakan, dari hasil penyelidikan forensik digital terhadap ponsel milik korban, ditemukan sejumlah fakta soal dugaan bunuh diri.
Menurut Yogie, pada handphone korban ada riwayat pencarian di Google tentang bagaimana bunuh diri jika meminum zat beracun.
"Berdasarkan riwayat itu, kami menemukan di tanggal 3 Februari 2023 pada pukul 10.00 WIB, ada penelurusan berapa lama potasium dapat membunuh manusia. Kemudian, pada saat yang sama, (ada pencarian) berapa lama sianida membunuh manusia, berapa jam reaksi racun potas pada manusia," ungkap Yogie.
Sehingga, kata Yogie, dapat disimpulkan bahwa benar, korban diduga melakukan bunuh diri dengan cara meminum racun sianida.
"Sangat banyak sekali bagaimana penelusuran melalui Google bagaimana cara bunuh diri," katanya.
Baca juga: Oknum Polisi di Samosir Tewas Minum Racun Sianida Usai Gelapkan Pajak Rp 2,5 Miliar
Disinggung mengenai sosok Bripka AF, Yogie yang mengaku baru satu setengah bulan menjabat sebagai Kapolres Samosir mengatakan, mendiang ini merupakan orang yang disiplin waktu.