Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumput Laut Tak Terangkut di Pelabuhan Nunukan Kaltara, Pedagang Rugi Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 21/03/2023, 20:40 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sejumlah pedagang rumput laut beramai-ramai mendatangi Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, Kalimantan Utara, mempertanyakan mekanisme pengiriman rumput laut yang sudah berkali-kali tidak terlayani, Selasa (21/3/2023).

Berkarung-karung rumput laut sering teronggok di pinggir jalan dan tidak mendapatkan truk pengangkut. Imbasnya, para pedagang merugi hingga ratusan juta rupiah.

‘’Banyak pedagang mengeluhkan kenapa belakangan sulit sekali mendapatkan akses untuk mengangkut rumput laut masuk pelabuhan. Kami rugi besar kalau begini terus,’’ujar perwakilan pedagang rumput laut Nunukan, Supardi.

Baca juga: Truk Pengangkut Rumput Laut Tabrak Kios di Nunukan, Sopir Sempat Dikira Kabur, Ternyata Pergi Lapor Polisi

Supardi atau biasa dipanggil Suppa mengakui, memasuki Ramadhan 2023, kapal kapal Pelni maupun swasta di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan, selalu membatasi jumlah muatan dan memprioritaskan penumpang.

Hanya saja, terjadi ketimpangan dan ketidakadilan karena sebagian pedagang selalu terlayani. Sementara sebagian lain seakan tidak menjadi prioritas dan dikecualikan.

‘’Kan bisa dibuatkan jadwal, dibagi satu pedagang berapa karung sekali keberangkatan kapal. Jangan dibeda-bedakan begini, itu yang kami pertanyakan,’’ujarnya lagi.

Baca juga: Nelayan di Dompu Hilang Sejak 3 Hari, Tak Kembali ke Tenda Usai Pergi Cari Tali Pengikat Rumput Laut

Sampai hari ini, sudah tiga kali keberangkatan kapal, rumput laut milik Suppa dan banyak pedagang lain tidak terangkut.

Kualitas rumput laut pun akhirnya berkurang jauh, dan beratnya kian menyusut. Rumput laut yang tadinya dibeli Rp 32.000 per kilogram, akhirnya hanya bisa dijual Rp 20.000, akibat kendala tersebut.

‘’Saya pribadi, ada tiga truk sekali pengiriman. Belum pedagang lain yang dari Pulau Sebatik. Mereka harus melansir rumput laut melalui darat, dinaikkan kapal kayu, ditaruh di pinggir jalan agar dimuat truk truk pelabuhan. Tapi untuk mendapat transportasi itu sulit, akhirnya kami terus menerus merugi,’’kata dia.

Persoalan inipun membuat puluhan pedagang beramai ramai ke pelabuhan Tunon Taka, untuk memprotes sistem pengangkutan barang di pelabuhan, oleh para pengurus rumput laut.

‘’Kami tidak mau bilang ini monopoli supir atau pengurus di Pelabuhan. Tapi tolong, ini segera diselesaikan,’’lanjut Suppa.

 

Kapolres turun lapangan 

Kegaduhan tersebut, dimediasi Kapolres Nunukan, AKBP Taufik Nurmandya. Ia meminta agar Asosiasi bisa membuat jadwal pengiriman dan menentukan berapa banyak yang bisa mereka kirim.

‘’Kami menyarankan ini menjadi perhatian khusus Asosiasi. Silahkan berkumpul, fikirkan cara yang solutif mengatasi persoalan ini. Jangan sampai terjadi kegaduhan akibat adanya kepentingan pihak tertentu,’’kata Taufik.

Taufik juga meminta Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) terus mengawal kasus ini, dan memastikan kegaduhan tersebut terselesaikan dengan damai.

‘’Saya perintahkan Polsek jajaran memantau terus, mengawal semua pertemuan dan melaporkan solusi kasusnya. Saya berharap tidak ada keributan, dan bisa secepatnya terselesaikan,’’imbuhnya.


Akan segera dirapatkan


Terpisah, Ketua Asosiasi Rumput Laut Nunukan, Fery, mengakui, persoalan ini menjadi keributan antar pedagang.

Masing masing pedagang saling adu argument dan membuat suasana memanas dan berpotensi konflik.

‘’Ini sebenarnya lebih pada miss komunikasi. Jadi pemilik kapal membatasi jumlah pengiriman rumput laut karena memprioritaskan penumpang. Kita harus sadari juga bahwa yang kita gunakan mengirim rumput laut ke Sulawesi ini merupakan kapal penumpang, bukan kapal barang,’’jelasnya.

Namun demikian, kasus macetnya pengiriman rumput laut, baru terjadi sepekan terakhir. Alhasil, kinerja Feri sebagai ketua Asosiasi yang baru menjabat inipun, dipertanyakan.

Menjawab persoalan tersebut, Feri mengatakan, Asosiasi sedang berusaha mencari cara untuk mengakomodir pengangkutan rumput laut.

Sebenarnya, kata Feri, Asosiasi Rumput Laut Nunukan juga sudah mencoba mendatangkan kapal kayu untuk membantu pengiriman.

Hanya saja, kuantitas dan skala muatan, masih jauh dari cukup. Biasanya, ada 6000 karung dalam sekali pengiriman, sementara kapal kayu, hanya sanggup mengangkut maksimal 2500 karung saja.

‘’Sebenarnya ada alasan mengapa rumput laut tidak terangkut. Pertama armada kapal pelabuhan, ada satu unit yang doking. Dan kedua, terjadi pembatasan muatan barang karena kapal penumpang bagaimanapun wajib memprioritaskan orang, bukan barang,’’jawabnya.

Fery juga berjanji akan segera mengumpulkan semua pedagang dan pengusaha rumput laut untuk mencari solusi atas masalah ini.

‘’Kita akan mengadakan pertemuan dan mengundang sejumlah instansi, termasuk kepolisian, kita akan rapatkan masalah ini,’’kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com