Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organ Dalam Bocah 8 Tahun yang Dibunuh di Bangka Barat Hilang, Ayah Korban Curiga Soal Motif Pelaku

Kompas.com - 19/03/2023, 20:12 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Kasus pembunuhan bocah delapan tahun berinisial H di kebun sawit Bukit Intan, Simpang Teritip, Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung masih menjadi misteri.

Pelaku pembunuhan berinisial AC (17) mengaku membunuh korban karena uang dan modusnya terinspirasi dari kasus penculikan.

Kepala Polda Kepulauan Bangka Belitung Irjen Yan Sultra mengatakan, pembunuhan yang dilakukan oleh AC berawal dari niat pelaku menculik dan meminta tebusan kepada orangtua korban.

"Keluarga korban dikenali dan dianggap mampu," ujar Yan, saat gelar kasus di Mapolda Bangka Belitung, Kamis (16/3/2023).

Namun, bukannya membiarkan korban hidup, pelaku justru membunuh korban dengan cara mengikat tangannya dan memukuli korban dengan kayu hingga tewas.

Baca juga: Remaja 17 Tahun di Bangka Barat Culik dan Bunuh Bocah 8 Tahun, Pelaku Minta Tebusan Setelah Korban Tewas

Aksi sadis juga dilakukan AC untuk memastikan korban tewas yaitu membunuh menggunakan pisau kater.

Dari hasil visum luar, Tim Inafis menemukan bekas luka akibat senjata tajam, sementara itu sebagian organ dalam korban tidak ditemukan.

Keluarga korban merasa janggal

Ayah korban Edi Purwanto (39) mengaku merasakan adanya kejanggalan atas motif pembunuhan bocah 8 tahun di Bangka Belitung yang disampaikan pelaku.

Menurut Edi, motif pelaku tidak dapat diterima karena keluarga pelaku justru lebih mapan lantaran memiliki kebun sawit yang luas.

"Dalam segi ekonomi itu memang lebih mampu keluarga si pelaku, karena punya kebun sawit itu pun udah berhektare-hektare," katanya.

"Sedangkan kami satu hektare pun belum ada, itu secara mudahnya, secara ilmiah dan secara kasat mata," tambah Edi dilansir dari Bangkapos.com, Minggu (19/3/2023).

Edi juga sangat kesal dengan tingkah pelaku yang seharusnya membiarkan anaknya hidup dan dalam kondisi baik jika memang menginginkan uang.

"Jengkelnya di situ, seandainya kalau dia hanya menginginkan uang, harusnya anak ini tidak dieksekusi dulu. Harus diperlihatkan anak ini masih hidup, jadi kami selaku keluarga bisa menyiapkan sejumlah uang yang dia minta," tambahnya.

Baca juga: Pembunuhan Bocah 8 Tahun di Bangka Barat, Diculik untuk Minta Tebusan, tapi Lebih Dulu Dihabisi

Dia melihat keanehan lain saat melihat dari kondisi tubuh Hafiza yang ditemukan dengan kondisi tidak utuh lagi.

Menurutnya itu menunjukkan adanya kemarahan atau dendam yang sangat besar.

"Seperti anak saya ini punya masalah besar sama dia. Sedangkan dari kecil, anak saya menganggap si pelaku ini sudah kayak kakak sendiri," imbuhnya.

Sumber: Kompas.com (Kompas.com Penulis Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur | Editor David Oliver Purba)

Sebagian artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul FAKTA BARU Anak Hilang Tewas Tanpa Organ Dalam, Pelaku Terinspirasi Kasus Penculikan Bermotif Uang?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Gagalkan Aksi Pencurian hingga Terjungkal, Karyawan Alfamart di Semarang Naik Jabatan

Regional
Pimpin Apel Usai Cuti Lebaran, Pj Gubernur Sumut: Kehadiran ASN Pemprov Sumut 99,49 Persen

Pimpin Apel Usai Cuti Lebaran, Pj Gubernur Sumut: Kehadiran ASN Pemprov Sumut 99,49 Persen

Regional
Kakek di Kupang Ditangkap Usai Todongkan Senjata Laras Panjang ke Istrinya

Kakek di Kupang Ditangkap Usai Todongkan Senjata Laras Panjang ke Istrinya

Regional
Menyoal Ditetapkannya Anandira, Istri Anggota TNI Sebagai Tersangka Usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami

Menyoal Ditetapkannya Anandira, Istri Anggota TNI Sebagai Tersangka Usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami

Regional
Penampungan Minyak Mentah di Blora Terbakar, Pemkab Segera Ambil Sikap dengan Pertamina

Penampungan Minyak Mentah di Blora Terbakar, Pemkab Segera Ambil Sikap dengan Pertamina

Regional
Ternyata, Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Orang Kabur Usai Kecelakaan

Ternyata, Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Orang Kabur Usai Kecelakaan

Regional
Dosen Universitas Pattimura yang Diduga Lecehkan Mahasiswi Belum Diperiksa, Begini Penjelasan Polisi

Dosen Universitas Pattimura yang Diduga Lecehkan Mahasiswi Belum Diperiksa, Begini Penjelasan Polisi

Regional
Angka Stunting di Riau Turun Jadi 13,6 Persen, Pj Gubernur SF Hariyanto Berikan Apresiasi

Angka Stunting di Riau Turun Jadi 13,6 Persen, Pj Gubernur SF Hariyanto Berikan Apresiasi

Regional
Ibu dan Anak Korban Pembunuhan di Palembang Dimakamkan Satu Liang

Ibu dan Anak Korban Pembunuhan di Palembang Dimakamkan Satu Liang

Regional
Sesuai Arahan Pj Gubernur Bahtiar, Dinkes Sulsel Kirim Bantuan untuk Korban Longsor di Tana Toraja

Sesuai Arahan Pj Gubernur Bahtiar, Dinkes Sulsel Kirim Bantuan untuk Korban Longsor di Tana Toraja

Regional
Kunjungan Wisatawan Selama Libur Lebaran, Kota Semarang Kalahkan Solo

Kunjungan Wisatawan Selama Libur Lebaran, Kota Semarang Kalahkan Solo

Regional
Ditanya PDI-P atau Golkar, Gibran: Enggak di Mana-mana

Ditanya PDI-P atau Golkar, Gibran: Enggak di Mana-mana

Regional
Alasan Teguh Prakosa Belum Ambil Formulir Pendaftaran Cawalkot di PDI-P Solo

Alasan Teguh Prakosa Belum Ambil Formulir Pendaftaran Cawalkot di PDI-P Solo

Regional
Dihantam Banjir Bandang, 3 Jembatan Gantung di Musi Rawas Utara Putus

Dihantam Banjir Bandang, 3 Jembatan Gantung di Musi Rawas Utara Putus

Regional
Meninggal Saat Melahirkan Anaknya di Malaysia, Jenazah Pekerja Migran Asal NTT Dipulangkan

Meninggal Saat Melahirkan Anaknya di Malaysia, Jenazah Pekerja Migran Asal NTT Dipulangkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com