Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Balita Gizi Buruk di Seram Timur Ditemukan Saat Ikut Pemeriksaan di Puskesmas

Kompas.com - 16/03/2023, 20:01 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Krisiandi

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Sebanyak sembilan kasus bayi gizi buruk ditemukan di Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku.

Kasus gizi buruk di wilayah tersebut kembali ditemukan saat istri gubernur Maluku Widya Murad Ismail menggelar kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Geser, Kecamatan Seram Timur, pada Rabu (15/2/2023).

Saat itu ada 26 balita yang ikut dibawa orangtuanya ke puskesmas tersebut. Setelah diperiksa tim medis, ternyata ada sembilan balita yang mengalami gizi buruk.

“Sebanyak 26 anak mengikuti pelayanan selama sehari dan terdapat sembilan anak mengalami kurang gizi akibat kurang makan,” kata Widya kepada wartawan di Ambon, Kamis (16/3/2023).

Baca juga: Kondisi Bocah 12 Tahun di Medan Diperkosa hingga Terjangkit HIV, Alami Gizi Buruk karena Sistem Pencernaan Berjamur

Dari sembilan balita yang mengalami gizi buruk itu dua di antaranya balita berusia 3 tahun dan anak berusia 5 tahun.

Widya mengungkapkan gizi buruk pada anak bukan hanya disebabkan soal ketidakmampuan orangtua menyediakan bahan pangan berkualitas, atau memastikan bahan pangan memenuhi standar gizi seimbang.

Namun gizi buruk pada anak juga bisa disebabkan oleh pola asuh dari orangtua yang tidak benar.

“Jadi faktor ekonomi tidak selalu menjadi penyebab anak kekurangan gizi. Pola asuh juga bisa menjadi penyebabnya,” katanya.

Ia menjelaskan anak dengan kondisi malanutrisi bisa kekurangan atau kelebihan zat gizi tertentu.

Malanutrisi tak hanya terjadi pada anak keluarga miskin, yang kesulitan mendapatkan asupan makanan dengan gizi seimbang, namun juga anak dari yang orangtua yang mampu namun salah diasuh.

Menurutnya, pola asuh turut menentukan status gizi anak. Persoalan kekurangan gizi bukan hanya disebabkan ketidakmampuan orangtua menyediakan bahan pangan berkualitas, atau memastikan bahan pangan memenuhi standar gizi seimbang.

“Bagaimana orangtua memberikan makanan kepada anak juga punya andil terhadap status gizi anak,” ujar Widya yang juga duta Parenting Maluku ini.

Dari sembilan anak gizi buruk yang ditemukan itu salah satunya diketahui mengalami keterlambatan pertumbuhan.

Widya menyebutkan, orangtua pasti punya rasa khawatir bila kemampuan dan pertumbuhan anaknya tertinggal dari anak-anak seusianya.

Baca juga: Serius Tangani Stunting dan Gizi Buruk, Pemprov Banten Jalin Kerja Sama dengan Fakultas Kedokteran UI

Menurutnya ada beragam keterlambatan perkembangan anak, termasuk bahasa, berpikir, sosial atau keterampilan motorik.

“Sebagian besar orangtua tentunya khawatir jika anaknya mengalami keterlambatan perkembangan,” pungkasnya.

Ia pun meminta orangtua dari kesembilan anak tersebut dapat lebih memperhatikan asupan gizi anak-anaknya begitu pun puskesmas di wilayah tersebut untuk bisa mengawasi kesehatan dan perkembangan gizi anak-anak tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Siswi SMP di Demak Dipaksa Hubungan Badan dengan Pacar, lalu Diperkosa 3 Orang Bergiliran

Regional
Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Tim SAR Cari Penumpang yang Jatuh dari KMP Reinna di Perairan Lampung

Regional
Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Seorang Perempuan Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan

Regional
Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Lapak Pigura di Kota Serang Mulai Banjir Pesanan Foto Prabowo-Gibran

Regional
Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Cerita Petani di Sumbawa Menangis Harga Jagung Anjlok Rp 2.900 Per Kilogram

Regional
Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Takut dan Malu, Siswi Magang di Kupang Melahirkan dan Sembunyikan Bayi dalam Koper

Regional
Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Pemkot Semarang Adakan Nobar Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan di Balai Kota

Regional
Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Ikuti Arahan Musda, PKS Semarang Akan Mengusung Tokoh di Pilkada 2024

Regional
Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Mantan Kepala BPBD Deli Serdang Ditahan, Diduga Korupsi Rp 850 Juta

Regional
Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Peringati Hari Bumi, Kementerian KP Tanam 1.000 Mangrove di Kawasan Tambak Silvofishery Maros

Regional
Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi 'Long Storage' Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Dinas Pusdataru: Rawa Pening Bisa Jadi "Long Storage" Air Hujan, Solusi Banjir Pantura

Regional
Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Sungai Meluap, Banjir Terjang Badau Kapuas Hulu

Regional
Diduga Korupsi Dana Desa Rp  376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Diduga Korupsi Dana Desa Rp 376 Juta, Wali Nagari di Pesisir Selatan Sumbar Jadi Tersangka

Regional
Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Gunung Semeru 4 Kali Meletus Pagi Ini

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com