"Usaha sendiri. Kalau periksa di dusun juga bayar sendiri tidak pernah bawa kartu jaminan kesehatan," ungkap dia.
Sukiyem mengaku lebih puas membayar umum saat periksa ke puskesmas ketimbang mambawa kartu jaminan kesehatan. Menurut Sukiyem hasilnya berbeda.
"Saya pilih membayar pribadi hasilnya malah cepat sembuh," terang Sukiyem.
Lurah Pasar Legi Nurahmadi mengatakan kuli panggul Pasar Legi Solo jumlahnya banyak dan kebanyakan warga dari luar Solo. Rata-rata usia kuli panggul Pasar Legi sudah tua.
Selama ini, kata Nurahmadi keberadaan mereka telah terwadahi dalam Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI).
Baca juga: Kisah Wawan Jadi Kuli Panggul Selama 19 Tahun, Tetap Bersyukur meski Hasil Pas-pasan
"Awalnya terbentuk itu kan ngangkut barang ke armada. Tugas utamanya mereka seperti itu. Kalau yang putri itu kurang lebih sekitar 250 orang. Putra juga hampir sama. Total sekitar 500 orang," kata Nurahmadi.
Keberadaan kuli panggul di Pasar Legi cukup membantu pedagang maupun pengunjung yang membeli barang dalam jumlah banyak.
Pekerjaan kuli panggul ini mengangkat barang sesuai dengan permintaan/pesanan dari pedagang maupun pengunjung yang membeli barang di Pasar Legi.
"Sebetulnya mereka ini jual jasa ya. Jadi sesuai dengan kebutuhannya pedagang dan kebutuhannya pengunjung. Karena yang diangkut itukan misalnya kaya grosiran berambang bawang (bawang merah/putih) itukan juga beratkan. Mereka tidak mungkin mengusung sendiri-sendiri," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.