"Mereka lembur sampai jam 11 malam tidak terbayarkan. Yang paling parah sekian puluh juta cuma dikasih Rp 200.000," terang Dian.
Baca juga: Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Bebas Pengemis, Gelandangan, hingga PKL
"Dua tahun lebih. Dibagi untuk material, tenaga, untuk warung. Mandornya sendiri mau pulang ke rumah aja takut enggak bawa uang," tambah dia.
Sejauh ini Dian berusaha menagih hutang tersebut.
"Kalau saya sendiri mengunjungi mandor itu. Saya datangi rumahnya. Minta gimana kepastiannya. Ada yang kabur. Saya harus ke sana. Mau enggak mau saya tetap tagih," tuturnya.
Saat ini pihaknya belum berniat menempuh jalur hukum.
"Ada komitmen makanya saya tempuh jalur kekeluargaan. Saya sudah sabar ya gimana lagi," jelasnya.
Dian mengaku ia harus menjual perhiasan yang dimiliknya agar bisa berbelanja bahan dan menjalan warungnya.
"Ya sedikit demi sedikit. Apa yang ada dijual dulu. Yang punya perhiasan dijual dulu untuk gali lubang tutup lubang," jelas dia.
Selama proyek ia melayani makan para pekerja proyek di bawah 3 mandor.
"Sebenarnya 6. Maaf kalau saya harus nyukupin 6 mandor saya tidak bisa. Tolong dibagi warung. Yang 3 dibagi warung dekat bengkel," jelasnya.
"Dua tahun lebih. Dibagi untuk material, tenaga, untuk warung. Mandornya sendiri mau pulang ke rumah aja takut enggak bawa uang," jelasnya
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Diutang Uang Makan oleh Mandor Proyek Masjid Raya Sheikh Zayed, Bos Warung di Solo Sampai Jual Emas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.