SOLO, KOMPAS.com - Sebuah warung mengaku diutangi pekerja proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Solo selama dua tahun pengerjaan, dengan nilai mencapai Rp 145 juta.
Pemilik warung makan Restu Bunda, Dian (38) mengungkapkan, para mandor awalnya menjanjikan uang makan dibayar tiap dua minggu sekali.
Namun, pembayaran beberapa kali terlambat. Hingga, uang makan itu tak pernah dibayarkan sampai proyek pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo selesai.
"Perjanjiannya tiap dua minggu terbayarkan. Sedangkan dari sisi mandornya perusahaannya enggak on-time. Bahkan terkadang 4 minggu sekali baru dibayarkan," terangnya.
Dia menuturkan, para pekerja proyek itu berutang di bawah tiga mandor. Pertama mandor N yang mempunyai utang Rp 65 juta.
Kemudian mandor berinisial G yang berutang Rp 50 juta. Keduanya disebut berasal dari Demak.
Terakhir adalah mandor inisial G, asal Purwodadi, yang masih nombok uang makan hingga Rp 30 juta.
"Kemarin kasusnya banyak mandor-mandor ngeluh dipending. Bayaran sekian hanya menerima sekian persen. Mandor harus cari kekurangan dari mana," tuturnya.
Dilansir TribunSolo Kamis (16/3/2023), berdasarkan keterangan mandor, pembayaran dari pihak pengembang tersendat hingga tak mampu membayar biaya makan para pekerja.
Baca juga: Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Bebas Pengemis, Gelandangan, hingga PKL
Sementara, proyek harus tetap berjalan. "Harus gaji karyawan harus bayar warung. Perusahaan enggak mau tahu. Namanya tenaga enggak makan enggak ada kekuatan," jelas Dian.
Pengerjaan Masjid Sheikh Zayed diketahui berlangsung dari 2021-2022, dan dibuka untuk umum akhir Februari kemarin.
Dian bercerita, ada mandor yang sengaja kabur sehingga gaji para pekerja proyek dan uang makan tak terbayarkan.
"Pada 2020 awal pengerjaan sampai 2022 banyak yang mental. Setelah bayaran ada yang kabur. Karyawan enggak dibayar warung enggak dibayar. Harus mencari kekurangan di mana," jelasnya.
Baca juga: Pakai Sandal Swallow Saat Shalat Jumat di Masjid Raya Sheikh Zayed, Gibran: Sing Murah Wae
Dian melanjutkan, sejauh ini, dia berusaha untuk menagih utang uang makan tersebut.
"Kalau saya sendiri mengunjungi mandor itu. Saya datangi rumahnya. Minta gimana kepastiannya. Ada yang kabur. Saya harus ke sana. Mau enggak mau saya tetap tagih," tuturnya.
Dia belum berniat untuk menempuh jalur hukum. "Ada komitmen makanya saya tempuh jalur kekeluargaan. Saya sudah sabar ya gimana lagi," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Pekerja Proyek Masjid Raya Sheikh Zayed Utang Uang Makan Rp 145 Juta, Pemilik Warung Bingung Tagih
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.