Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Wawan Jadi Kuli Panggul Selama 19 Tahun, Tetap Bersyukur meski Hasil Pas-pasan

Kompas.com - 16/03/2023, 06:01 WIB
Riska Farasonalia,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Dia pun berharap ada jaminan kesehatan atau ketenagakerjaan untuk meringankan beban para kuli panggul.

Perlindungan kesehatan sangat penting bagi keselamatan kuli panggul saat bekerja.

Mengingat hingga saat ini tenaga buruh panggul masih dibutuhkan masyarakat terutama di pasar tradisional.

"Saya berharap ada jaminan kesehatan ya. Karena kan jadi kuli panggul emang rekoso (berat). Pasti sering pegal badannya. Sedangkan yang bekerja jadi kuli panggul itu banyak karena masih banyak orang yang membutuhkan jasa kami," tuturnya.

Kuli panggul sangat dibutuhkan

Hingga saat ini, profesi kuli panggul tetap ada karena masih banyak yang membutuhkan tenaga mereka.

Para kuli panggul di Pasar Karang Ayu umunya dibagi menjadi beberapa kelompok dan bernaung dalam sebuah paguyuban.

Mereka yang berjumlah sekitar 50 orang ini terbagi menjadi tiga shift, yakni pagi, sore dan malam.

Pengelola Pasar Karang Ayu, Fajar Joko Purwanto mengatakan, sampai saat ini tenaga para kuli panggul masih sangat dibutuhkan bagi para pedagang dan pembeli di Pasar Karang Ayu.

"Kuli panggul memang masih relevan karena sangat dibutuhkan para pedagang dan pembeli. Mereka itu dibagi shift pagi, sore dan malam. Biasanya dibagi per kelompok ada sekitar 15-20 orang. Mereka bekerja rata-rata selama 8 jam. Total sekitar ada 50an orang," ungkap dia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (15/3/2023).

Tak ada jaminan kesehatan

Para kuli panggul yang rela membantu mengangkat barang orang lain dilakukan demi sekadar upah untuk menopang hidupnya.

Namun, sayangnya tak ada perlindungan kesehatan ataupun jaminan keselamatan kerja bagi mereka.

"Itu mereka memang belum ada jaminan kesehatan apapun. Tapi memang ada iuran bagi yang terdaftar anggota paguyuban yang sewaktu-waktu bisa digunakan," jelas dia.

Menurut dia, sebenarnya ada juga fasilitas pengobatan gratis dari pemerintah untuk para kuli panggul.

Hanya saja fasilitas gratis tersebut khusus untuk kuli panggul yang berpenduduk di Kota Semarang.

"Itu untuk mereka yang berKTP di Semarang, jadi mereka harus mengurus pendaftaran ke Puskesmas setempat dulu, nanti bisa langsung di handle sama Dinas Kesehatan Kota," jelasnya.

Pentingnya peran para kuli panggul di tengah gempuran pasar modern ataupun digital, seharusnya ada perhatian dari sejumlah pihak.

"Karena khusus untuk kuli panggul memang belum ada bantuan apapun seperti sembako atapun jaminan kesehatan lainnya," kata Fajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com