MANOKWARI, KOMPAS.com - Seorang pelajar sekolah menengah pertama (SMP) berusia 14 tahun di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, diduga dicabuli pemilik salon kecantikan berinisial WH. Pelaku diduga mencekoki korban dengan minuman beralkohol hingga mabuk.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni Iptu Tomi Samuel Marbun mengatakan, pelaku sudah ditahan.
Baca juga: Sekretaris KPU Teluk Bintuni Dilaporkan ke Polisi atas Tuduhan Pemaksaan Nikah Siri
"Pelaku merupakan pemilik salon kecantikan di daerah Teluk Bintuni, kini WH sudah ditahan berdasarkan laporan polisi yang dilaporkan keluarga korban," kata Marbun saat dihubungi, Senin (13/3/2023).
Kasus itu bermula ketika korban dan pelaku sama-sama menghadiri sebuah pesta di Kompleks Masui, Kelurahan Bintuni Barat, Teluk Bintuni, Jumat (10/3/2023).
Pelaku menawarkan minuman beralkohol kepada korban, tetapi ditolak. Pelaku lalu menggiring korban dan temannya ke salon miliknya.
"Pelaku menawarkan korban untuk miras namun korban menolak, saat korban dengan temanya hendak pulang pelaku mengikuti dari belakang hingga kemudian memaksa korban dan temanya mengikutinya ke salon," kata Marbun.
Pelaku lalu membujuk korban meminum minuman beralkohol. Saat korban tak sadarkan diri karena mabuk, pelaku mengajak korban dan teman-temannya naik ke mobil.
Saat itu, pelaku mengaku akan mengantarkan korban pulang ke rumah.
"Pelaku lalu berdalih mengantar pulang korban dan temanya, namun hanya teman korban yang diantar pulang sementara korban masih tetap berada di mobil lalu dia dibawa ke GSG sebuah lokasi di Teluk Bintuni, di sana korban dilucuti pakaiannya dan pelaku memegang alat vital korban," kata Marbun.
Korban yang tak sadarkan diri berusaha melawan pelaku. Namun, pelaku tetap mencabuli korban.
"Pelaku sempat menawarkan uang kepada korban namun korban menolak, lalu korban diantar kembali ke rumahnya oleh pelaku dalam keadaan mabuk," ucapnya.
Baca juga: Pesawat Trigana Air Diduga Ditembak KKB di Papua, Peluru Tembus ke Kursi Penumpang
Selain menangkap pelaku, polisi juga menyita sejumlah barang bukti dan menunggu visum dari tenaga medis.
Akibat perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 76e Junto Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana minimal lima tahun dan maksimal 15 tahun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.