KOMPAS.com - Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran pada Sabtu (11/3/2023).
Buntut kejadian ini, beberapa daerah di Jawa Tengah mengalami hujan abu, salah satunya di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
Sarito, warga Desa Sewukan, menceritakan, saat awan panas guguran Merapi meluncur, sejumlah warga sedang beraktivitas di lahan pertanian.
"Ada satu, dua warga yang panik. Ada aktivitas di lahan persawahan pada pulang. Takutnya ada sesuatu yang lebih besar lagi," ujarnya, Sabtu, dikutip dari Tribun Jogja.
Meski demikian, Sarito mengatakan bahwa warga mulai beraktivitas normal kembali usai peristiwa itu.
Baca juga: Rentetan Awan Panas Gunung Merapi karena Kubah Lava Longsor
Menurut Sarito, abu vulkanik yang mengguyur desanya lebih sedikit bila dibandingkan hujan abu saat Merapi erupsi pada 2010.
Sementara itu, Sambas, seorang Relawan Guyup Rukun Handarbeni (Guruh) Merapi, menjelaskan, pada Sabtu siang, dirinya melihat asap yang membumbung tinggi.
Seketika, Sambas lari dari ladang dan menuju permukiman. Di sana, beberapa warga terlihat panik. Ia bersama relawan kemudian berupaya menenangkan warga.
"Biasanya, kecelakaan (fatal) karena warga panik. Kami berusaha menenangkan. Kemudian (abu turun) saya langsung mencari masker, ada di (desa) Paten dan saya bagikan untuk pertolongan pertama bagi warga," ucapnya, Sabtu.
Baca juga: Hujan Abu Gunung Merapi Guyur Sejumlah Kabupaten dan Kota di Jateng, Magelang Diselimuti Abu Tebal
Awan panas guguran (APG) meluncur dari Gunung Merapi pada Sabtu pukul 12.12 WIB.
Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi pada Sabtu (11/3/2023) pukul 12.00 WIB hingga 18.00 WIB, APG meluncur sebanyak 29 kali dengan jarak luncur maksimum 4.000 meter ke barat daya.
Baca juga: Minggu Pagi, Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas, Jarak Luncur 2,5 Km
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso menerangkan, APG terjadi akibat longsoran kubah lava.
"Ini (rentetan awan panas guguran) prosesnya adalah karena terjadinya longsoran kubah lava barat daya," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Sabtu.
Untuk diketahui, Gunung Merapi, yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini masih berstatus Level III atau Siaga.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Cerita Warga Krinjing Saat Melihat Awan Panas Guguran Tiba-tiba Keluar dari Gunung Merapi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.