Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Guguran, Warga Berhamburan dari Ladang: Takut Ada yang Lebih Besar

Kompas.com - 12/03/2023, 14:14 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran pada Sabtu (11/3/2023).

Buntut kejadian ini, beberapa daerah di Jawa Tengah mengalami hujan abu, salah satunya di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Sarito, warga Desa Sewukan, menceritakan, saat awan panas guguran Merapi meluncur, sejumlah warga sedang beraktivitas di lahan pertanian.

"Ada satu, dua warga yang panik. Ada aktivitas di lahan persawahan pada pulang. Takutnya ada sesuatu yang lebih besar lagi," ujarnya, Sabtu, dikutip dari Tribun Jogja.

Meski demikian, Sarito mengatakan bahwa warga mulai beraktivitas normal kembali usai peristiwa itu.

Baca juga: Rentetan Awan Panas Gunung Merapi karena Kubah Lava Longsor

Menurut Sarito, abu vulkanik yang mengguyur desanya lebih sedikit bila dibandingkan hujan abu saat Merapi erupsi pada 2010.

Sementara itu, Sambas, seorang Relawan Guyup Rukun Handarbeni (Guruh) Merapi, menjelaskan, pada Sabtu siang, dirinya melihat asap yang membumbung tinggi.

Seketika, Sambas lari dari ladang dan menuju permukiman. Di sana, beberapa warga terlihat panik. Ia bersama relawan kemudian berupaya menenangkan warga.

"Biasanya, kecelakaan (fatal) karena warga panik. Kami berusaha menenangkan. Kemudian (abu turun) saya langsung mencari masker, ada di (desa) Paten dan saya bagikan untuk pertolongan pertama bagi warga," ucapnya, Sabtu.

Baca juga: Hujan Abu Gunung Merapi Guyur Sejumlah Kabupaten dan Kota di Jateng, Magelang Diselimuti Abu Tebal

 

Gunung Merapi luncurkan awan panas

Kejadian luncuran awan panas Gunung Merapi, Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 WIB. Warga diimbau jauhi daerah bahaya dan ikuti arahan petugas keselamatan. @TRCBPBDDIY Kejadian luncuran awan panas Gunung Merapi, Sabtu (11/3/2023) pukul 12.12 WIB. Warga diimbau jauhi daerah bahaya dan ikuti arahan petugas keselamatan.

Awan panas guguran (APG) meluncur dari Gunung Merapi pada Sabtu pukul 12.12 WIB.

Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi pada Sabtu (11/3/2023) pukul 12.00 WIB hingga 18.00 WIB, APG meluncur sebanyak 29 kali dengan jarak luncur maksimum 4.000 meter ke barat daya.

Baca juga: Minggu Pagi, Gunung Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas, Jarak Luncur 2,5 Km

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso menerangkan, APG terjadi akibat longsoran kubah lava.

"Ini (rentetan awan panas guguran) prosesnya adalah karena terjadinya longsoran kubah lava barat daya," ungkapnya dalam konferensi pers virtual, Sabtu.

Untuk diketahui, Gunung Merapi, yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, saat ini masih berstatus Level III atau Siaga.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Cerita Warga Krinjing Saat Melihat Awan Panas Guguran Tiba-tiba Keluar dari Gunung Merapi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Saat Seorang Ayah Curi Sekotak Susu untuk Anaknya yang Menangis Kelaparan...

Regional
Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Kantor Dinas PKO Manggarai Barat Digeledah Terkait Dugaan Korupsi

Regional
Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Menilik SDN Sarirejo, Jejak Perjuangan Kartini di Semarang yang Berdiri sejak Ratusan Tahun Silam

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com