Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Minum SPAM Wae Mese Labuan Bajo Tercemar Oli, Diduga dari Proyek Tambang

Kompas.com - 10/03/2023, 11:21 WIB
Nansianus Taris,
Krisiandi

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Saluran air baku di sekitar Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Wae Mese diduga tercemar limbah oli.

Dugaan ini terungkap setelah dilakukan pengecekan terhadap air yang akan diproduksi di Laboratorium produksi pada Kamis (09/03/2023) malam sekitar Pukul 23.30 Wita.

Pencemaran diduga dilakukan secara sengaja oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Atas adanya pencemaran ini, produksi air bersih di SPAM Wae Mese disetop. Hal itu, dikarenakan kadar timbal melebihi ambang maksimal yang dipersyaratkan Dinas Kesehatan.

Baca juga: Sungai Tercemar Mikroplastik di NTB, Wagub: Ini PR Bersama

Dirut PDAM Wae Mbeliling, Aurelius Endo mengungkapkan,Air Sungai Wae Mese tercemar limbah oli bekas pengerjaan proyek tambang yang dibuang ke sungai.

Dampak pencemaran tersebut, menimbulkan bau menyengat, air berbusa dan berminyak.

"Pencemaran sudah terjadi dari hulu sungai Wae Mese. Akibat adanya dugaan pencemaran ini berdampak pada terganggunya pelayanan distribusi kepada pelanggan PDAM Wae Mbeliling Manggarai Barat," ungkap Aurelius dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin pagi.

Ia mengatakan, PDAM Wae Mbeliling Manggarai Barat telah berupaya semaksimal mungkin agar dapat meminimalisasi gangguan yang terjadi akibat dugaan pencemaran ini.

"Semoga dugaan pencemaran ini segera dapat diatasi mulai dari hulu sehingga pelayanan PDAM Wae Mbeliling dapat kembali normal. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dalam kondisi ini," ujarnya.

Ia mengaku telah melaporkan kejadian itu ke Polsek Komodo Polres Manggarai Barat.

Sementara itu, Kapolsek Komodo AKP Ivans Drajat didampingi personel langsung melakukan pemeriksaan dan pengecekan ke lokasi bersama Aurelius.

Ivans mengatakan, jajarannya sedang menyelidiki terkait laporan tersebut. Ivans menjamin, Jika ada bukti faktor kesengajaan, polisi akan memproses tindak pidananya.

"Ini dilakukan supaya tidak ada lagi masyarakat ataupun perusahaan yang berbuat demikian karena akan membahayakan orang banyak dan pastinya air baku ini tidak bisa diproduksi oleh SPAM PDAM Wae Mbeliling karena tidak sesuai kadar," jelasnya.

Baca juga: Air Laut Pantai Pelawan Karimun Tercemar Cairan Hijau Berbau Oli

Kondisi terkini, kata dia, bahwa kondisi air baku belum bisa dilakukan produksi dan pihak PDAM Wae Mbeliling pun sedang melakukan pengurasan sekaligus pembersihan di tempat penampungan SPAM Wae Mese.

Itu dilakukan agar pelayanan distribusi air bersih dapat kembali digunakan seperti biasa oleh pelanggan PDAM Wae Mbeliling.

"Saya juga mengimbau agar menghentikan sementara proses filtrasi ke penampungan dan menguras kembali tempat penampungan serta mengimbau agar dalam proses produksi nantinya pastikan betul-betul air tersebut bersih dan tidak terkontaminasi sehingga layak untuk dikonsumsi masyarakat," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer 'Rossby Ekuator'

BMKG: Wilayah Kalimantan Tengah Sedang Dilalui Gelombang Atmosfer "Rossby Ekuator"

Regional
Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut 'Cuci Uang' Hasil Narkoba

Selebgram Palembang Dituntut 7 Tahun Penjara, Ikut "Cuci Uang" Hasil Narkoba

Regional
Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Kaesang Diusung Jadi Cagub DKI Jakarta, Gibran Ogah Tanggapi

Regional
Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Jasad Ibu dan Anak Korban Longsor di Bandung Barat Ditemukan dalam Kondisi Berpelukan

Regional
Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Sempat Ditutup Imbas Erupsi Marapi, BIM Kembali Dibuka

Regional
Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Polisi Minta Tambah SPKLU di Tol Jateng, Saat Ini Hanya Ada 21

Regional
Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Soal Nama yang Akan Diusung di Pilkada Semarang, DPC Partai Demokrat Tunggu Petunjuk

Regional
Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Musrenbang RPJPD Banten 2025-2045, Pj Gubernur Al Muktabar: Fokuskan pada Pencapaian Indonesia Emas 2045

Regional
Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Calo Tiket Bus yang Ancam Penumpang di Pelabuhan Merak Sudah Beroperasi 3 Bulan

Regional
Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Rektor UIN Salatiga Bantah Mahasiswanya Ikut Program Ferienjob di Jerman

Regional
4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

4 Kecamatan di Demak Masih Terdampak Banjir, Balai Desa Wonorejo Tergenang

Regional
Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang 'Malas'

Anggota DPRD Seluma Bengkulu Demo Dewan Lainnya yang "Malas"

Regional
Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Masuk Daerah Rentan Korupsi, KPK Minta Pemkot Semarang Perbaiki Sektor Barang dan Jasa

Regional
Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Tilap Dana Desa Rp 592 Juta, Kades di Kuansing Riau Ditangkap

Regional
Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Tak Sesuai yang Dijanjikan, 27 Mahasiswa Unnes yang Ikut Program Ferienjob Diminta Pulang ke Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com