SAMBAS, KOMPAS.com – Banjir di 51 desa dan 16 kecamatan, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat (Kalbar) telah terjadi hampir tiga pekan dan belum menunjukkan tanda-tanda surut.
Akibatnya, sebanyak 17.315 kepala keluarga atau 63.519 jiwa terdampak, ratusan di antaranya memilih untuk meninggalkan rumah, pindah ke posko-posko pengungsian.
Baca juga: Banjir di Sambas Sudah Tiga Pekan dan Semakin Meluas, 63.519 Warga Terdampak
Ketua Satuan Tugas Informasi Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar Daniel mengatakan, guna memudahkan penanganan, Pemerintah Kabupaten Sambas telah memperpanjang penetapan tanggap darurat bencana.
“Perpanjangan penetapan status darurat bencana terhitung 1 Maret hingga 31 Maret 2023,” kata Daniel saat dihubungi, Rabu (8/3/2023).
Daniel menerangkan, dengan adanya status darurat ini, maka biaya penanganan dapat dibebankan pada APBD Sambas, APBD Kalbar dan APBN tahun 2023.
“Atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat,” ungkap Daniel.
Sementara itu, Daniel memastikan, pemerintah provinsi telah menyalurkanbantuan berupa makanan dan obat-obataan ke wilayah banjir terparah.
“Sejauh ini, yang tercatat di kami, ada 149 jiwa telah mengungsi,” kata Daniel kepada wartawan, Rabu (8/3/2023).
Menurut Daniel, kedalaman banjir bervariasi. Wilayah terparah ketinggian air mencapai dua meter. Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi dalam tiga pekan terakhir.
“Bencana itu diperparah dengan adanya air kiriman dari Kabupaten Bengkayang,” ungkap Daniel.
Baca juga: 48 Desa di Sambas Kalbar Terendam Banjir, Ratusan Warga Mulai Mengungsi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.