SALATIGA, KOMPAS.com - Setiap bulan, Man Soleh secara rutin memeriksakan kesehatan anak keduanya. Dia tak ingin, Gibran, yang saat ini berusia tiga tahun, menderita kekurangan gizi hingga stunting.
Soleh dengan tekun mengantar Gibran ke Posyandu Kelurahan Kalicacing Kecamatan Sidomukti Salatiga setiap bulannya.
Baca juga: Berkunjung ke NTT, Menkes Bantu Alat Antropometri untuk Deteksi Stunting
"Ini tadi dicek, tingginya 92 centimeter dan berat 13 kilogram," ujarnya, Senin (6/3/2023) di Balai Kelurahan Kalicacing usai launching program Super Tangguh.
Dia mengaku khawatir, karena istrinya memiliki tubuh yang pendek. "Terus terang, istri saya pendek, tinggi badannya sekira 110 centimeter. Saya berusaha agar anak-anak tinggi tubuhnya normal, makanya pemeriksaan kesehatan secara rutin saya lakukan," kata Soleh.
"Kalau tinggi badan normal, setidaknya bisa mengejar cita-cita yang ada syaratnya. Karena itu saya tidak mau terlena dan lupa jadwal, kalau ada jadwal pemeriksaan, pasti saya antar," ungkapnya.
Lurah Kalicacing Nanik Dyah Anggraeni mengatakan data hingga Januari 2023, terdapat 17 anak yang menderita stunting. "Tapi memasuki Maret ini, ada empat anak yang kecukupan gizinya sudah terpenuhi. Jadi kita fokus ke 13 anak yang masih stunting," ujarnya.
Dia mentargetkan dalam enam bulan ke depan, di Kelurahan Kalicacing zero stunting. "Kita terus melakukan intervensi, selain melakukan sosialisasi ke PKK, juga memberi pendampingan di PAUD. Sehingga orangtua memahami dan anak mendapat tindakan yang tepat," kata Nanik.
Selain kasus stunting, lanjutnya, yang menjadi perhatian adanya satu ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK). "Ini juga kita dampingi agar ibu dan bayi yang dikandung menjadi sehat sehingga tumbuh kembang anak tak terganggu," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.