Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Terjang Sragen, Rendam Sawah Siap Panen

Kompas.com - 03/03/2023, 18:04 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

 

SRAGEN, KOMPAS.com - Banjir menerjang persawahan dan permukiman warga di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Agus Cahyono menjelaskan sekitar 1.203 hektare sawah yang terendam banjir, tersebar di delapan kecamatan.

Kedelapan kecamatan yakni berada di Kecamatan Masaran, Kecamatan Plupuh, Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Tanon, Kecamatan Gawan, Kecamatan Sragen, Kecamatan Sukodono, dan Kecamatan Sambung Macan, terendam sejak Rabu (1/3/2023) hingga Jumat (3/3/2023).

Baca juga: Penampakan 300 Hektar Sawah di Rorotan yang Terendam Banjir

"Yang terdampak rumah, persawahan, perkantoran, dan jembatan. Sawah sekitar 1.203 hektare, warga yang terdampak ada 11.185 jiwa," kata Agus Cahyono, saat dikonfirmasi, Jumat (3/3/2023).

Mayoritas persawahan yang terendam merupakan tanaman padi yang siap panen. Namun, karena peristiwa ini, ribuan hektar lahan persawahan terendam.

Kegagalan panen ini, dirasakan, Hasan (39) warga Dukuh Tugu, Desa Tangkil, Kecamatan Sragen, mengaku lahan padi seluas 1.800 meter persegi terendam banjir.

"Ini masih ada padinya tapi kebalik dan terendam banjir, masih ada dan ditumpuk. Panennya hari Selasa sore, terus ditinggal di sawah kehujanan dan kebanjiran," kata Hasan kepada wartawan di Desa Tangkil, Jumat (3/3/2023).

Akibat dari terendamnya padi ini, kemungkinan besar, lanjut Hasan, akan mempengaruhi kwalitas padi.

"Ya mempengaruhi kualitas, bisa diolah tapi kualitas jelek, remuk kalau tidak patah-patah. Ya mungkin nanti dikonsumsi sendiri kalau tidak laku, tapi nanti tetap dijual. Harganya ya sekitar Rp 4-6 juta,"

Baca juga: Banyak yang Kos karena Banjir, Ketua DPRD Minta Pengembang Perumahan Dinar Indah Semarang Segera Dipanggil

Sementara itu, pemukiman warga Dukuh Tugu, juga terrendam. Seperti halnya, rumah yang dihuni, Hardi (41), selama proses evakuasi pihaknya mengunakan perahu karet, dari rumahnya hingga akses jalan yang tidak tergenang.

Menurutnya, air yang merendam rumah dan sawah ini sudah mulai surut meski masih tinggi. Hardi mengatakan ketinggian air masih sedada orang dewasa.

"Warga enggak pada ngungsi, ini sudah termasuk surut, semalam sempat tinggi lagi. Ini masih pada di rumah, kalau mau keluar ya pakai getek atau perahu karet," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com