SEMARANG, KOMPAS.com - Ada yang unik di Rumah Makan Padang Jaya, tepatnya di Ruko Bubakan Baru, Jalan K.H. Agus Salim A16, Purwodinatan, Kota Semarang.
Tampak depan memang seperti warung makan pada umumnya. Namun saat masuk ke dalam, pembeli akan dipukau dengan ribuan kaset pita yang terpampang di sepanjang dinding, almari, dan rak-rak kaca.
Pasalnya, rumah makan yang sekaligus menjualkan kaset pita ini sudah berdiri sejak 1977 silam.
Baca juga: Kisah Unik, Ibu Ini Lahirkan 3 Anak pada Tanggal yang Sama dengan Jarak 3 Tahun
Tak heran, sejumlah sampul kaset pita yang dipajang sudah mulai memudar dari warna aslinya. Namun, hampir seluruh koleksi kaset pita di sini masih bisa diputar dan dioperasikan.
Pemilik Rumah Makan Padang Jaya, Deni, menuturkan, dirinya merupakan generasi kedua dari ayahnya yang mengelola rumah makan sekaligus toko kaset pita ini.
Dulunya, Deni bercerita, sang ayah ialah sosok pecinta musik yang merintis usaha dengan menjualkan kaset pita secara berkeliling.
"Sebelum buka Rumah Makan Padang, dulu Bapak saya jualan keliling, kaki lima. Keliling sampai ke Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, terakhir di Papua. Terus buka rumah makan ini, sekaligus jual kaset," jelas Deni saat ditemui Kompas.com, Kamis (2/3/2023).
Lebih jelas Deni mengatakan, ribuan koleksi kaset pita di rumah makan miliknya ini memiliki beragam jenis genre, bahasa, bahkan musisi lintas generasi. Mulai dari era 70-an, 80-an, 90-an, hingga 2000-an.
Tak hanya itu, imbuh Deni, koleksi lagu-lagu daerah pun juga masih banyak tersedia.
Baca juga: Unik, Lomba Melamun Digelar di Kota Solo
"Semuanya ada. Yang terakhir itu pas zaman Sheila on 7, Cokelat, ST12, Ungu, Samsons, Letto, Wali, itu generasi terakhir kaset. Yang dari Barat ada banyak, Ambon, Jawa lagu-lagu daerah, Mandarin juga ada," jelas Deni.
Seiring berjalannya waktu, rilisan fisik semacam kaset pita mulai tergerus oleh zaman. Tak heran, jika peminat kaset pita mulai berkurang.
Meski demikian, Deni menyebut, masih ada anak-anak muda yang mampir ke rumah makannya untuk memburu koleksi kaset pita tua.
"Peminatnya sekarang justru anak-anak muda. Kalau mereka sering nyari yang genrenya rock kayak Sheila on 7, Padi, Dewa, pokoknya anak-nak 90-an sampai 2000-an, yang mereka rata-rata pernah dengerin," ucap dia.
Tidak hanya dari dalam kota, peminat kaset pita milik Deni ini juga datang dari luar kota. Ada yang datang untuk memborong, ataupun mengirim barang hingga sampai ke Maluku dan Papua.
Di samping itu, Deni mengatakan, ada satu cerita unik dari pembelinya yang datang jauh-jauh dari Kudus dengan bersepeda.
Baca juga: Unik, Restoran di Bandung Ini Suguhkan 17 Jenis Sate di Indonesia, Catat Harga dan Alamatnya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.