Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Papua Masih Kesulitan Ungkap Kasus Kericuhan di Wamena

Kompas.com - 27/02/2023, 17:28 WIB
Dhias Suwandi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Papua telah menurunkan tim investigasi untuk mengusut kasus kericuhan yang terjadi di Sinakma, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, sejak Jumat (24/2/2023).

Namun, mereka masih kesulitan untuk mengungkap apakah dalam peristiwa yang menyebabkan 12 orang tewas tersebut, ada unsur pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) atau tidak.

Ketua Komnas HAM Papua Frits Ramandey mengatakan, ada beberapa hambatan yang ditemui tim invesitigasi di lapangan, salah satunya adalah sulitnya meminta keterangan dari korban atau keluarganya.

Baca juga: 12 Orang Tewas dalam Kerusuhan Wamena, Kapolda Janji Transaparan, 16 Polisi Diperiksa Propam

"Mereka belum mau bicara, mereka sepertinya sudah sepakat mau ketemu Kapolda dulu, mungkin mereka mau sampaikan tuntutannya terkait aparat itu," ujarnya di Jayawijaya, Senin (27/2/2023).

Menurut Frits, ada beberapa korban yang sudah bersedia dimintai keterangan, namun dengan kondisi saat ini, Komnas HAM belum bisa melakukan rekontruksi.

"Sudah ada lima korban yang kami ambil keterangnnya," kata dia.

Baca juga: Kericuhan Wamena Tewaskan 12 Orang, 16 Polisi Diperiksa Propam

Hambatan lain yang ditemui Komnas HAM adalah situasi keamanan di Wamena yang belum kondusif sehingga pemeriksaan terhadap aparat keamanan belum dapat dilakukan.

"Kami belum bisa meminta keterangan kepada orang-orang yang diduga terlibat karena mempertimbangkan situasi," kata Frits.

Meski begitu, Frits mengungkap adanya kejanggalan mengenai data korban tewas. Fritz menyebut, ada satu korban tewas yang hingga kini belum diketahui identitasnya.

"Dari korban yang sudah dikubur itu kami sudah punya data. Dari 12, kami hanya bisa dapat 11 nama, ada satu nama yang mungkin bisa kita sebut mister X," tuturnya.

Komnas HAM dipastikan memerlukan waktu lebih panjang untuk menentukan apakah kasus tersebut mengandung unsur pelanggaran HAM atau tidak.

"Kita belum bisa mengambil kesimpulan, sama sekali belum bisa," cetusnya.

Sebelumnya diberitakan, kericuhan terjadi di Sinakma, Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, pada Kamis (23/2/2023). Kericuhan  itu diduga dipicu isu penculikan anak yang dituduhkan kepada dua orang pedagang.

Upaya polisi untuk menengahi massa dengan orang yang dituduh menculik anak hampir berhasil. Tetapi, tiba-tiba muncul sekelompok massa yang melakukan provokasi dan kemudian melakukan aksi anarkis.

Akibat kejadian tersebut, 12 warga tewas, 23 warga terluka dan 18 aparat keamanan terluka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itukan Urusan Partai

Regional
Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Semua Guru di Kabupaten Semarang Bayar Iuran demi Pembangunan Gedung PGRI

Regional
Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Kasus Kekerasan Perempuan di Solo Meningkat 5 Tahun Terakhir

Regional
Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Kasus Mayat Wanita Ditemukan Jadi Kerangka di Wonogiri, Kekasih Korban Jadi Tersangka

Regional
Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Pj Gubernur Fatoni Ungkap 2 Langkah Pencegahan Korupsi di Provinsi Sumsel

Regional
Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Gunung Ile Lewotolok Alami 334 Kali Gempa Embusan dalam Sehari

Regional
Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Ganjar Tak Datang Penetapan Prabowo Gibran

Regional
Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Kapasitas Pasar Mardika Muat 1.700 Pedagang, Disperindag: Kami Upayakan yang Lain Tertampung

Regional
Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Di Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Arief Minta Guru Jadi Agen Transformasi dalam Ekosistem Pendidikan 

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com