PONTIANAK, KOMPAS.com - Seorang tenaga honorer asal Kalimantan Barat (Kalbar) berinisial HA (27) ditangkap atas dugaan sebagai calo tembak data aplikasi PeduliLindungi.
Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Hary Agung Tjahyadi mengatakan, tersangka HA memang merupakan tenaga kesehatan honorer, tapi bukan di dinas kesehatan, melainkan di salah satu puskesmas di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar.
“Kami luruskan, yang bersangkutan bukan nakes honorer di Dinkes Kalbar, tapi honorer di puskesmas Kubu Raya,” kata Hary kepada wartawan, Kamis (23/2/2023) malam.
Baca juga: Polresta Yogyakarta Tangkap Joki Tembak Data Vaksinasi pada Aplikasi PeduliLindungi
Atas peristiwa tersebut, Hary menyayangkan ada oknum tenaga kesehatan yang tidak bertanggung jawab melakukan penyimpangan terhadap tugas yang diberikan.
“Saya berharap pimpinan puskesmas dan bidang pengelola vaksin di dinkes yang mengelola aplikasi Pcare vaksinasi harus selalu mengawasi langsung dan terus-menerus,” ucap Hary.
Jika ada gelagat penyimpangan, tambah Hary, segera tindak tegas dan laporkan pada pimpinan.
Menurut Hary, peristiwa ini juga pembelajaran bagi faskes lainnya untuk segera mengevaluasi dan memperbaiki prosedur serta pengamanan akun Pcare sebagai aplikasi vaksin Covid-19.
“Kami harap kasus ini tidak terulang lagi,” tutup Hary.
Sebelumnya, Jajaran Polresta Yogyakarta amankan satu orang berinisial HA (27) asal Pontianak, Kalimantan Barat, yang nekat sebagai calo tembak data aplikasi PeduliLindungi.
Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta AKP Archye Nevada menjelaskan, pengungkapan kasus ini bermula saat tim Tipiter Polresta Yogyakarta melakukan patroli siber pada 5 November 2022.
Dari hasil operasi siber tersebut, tim Tipiter menemukan satu akun yang menjual jasa pengisian data aplikasi PeduliLindungi atau data vaksinasi. Atas dasar tersebut, Polresta Yogyakarta melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Dalam pengungkapan kasus. menemukan akun Facebook dengan nama Orange Pelosok yang diduga pelaku. Pelaku ini (HA) diketahui sebagai tenaga honorer di satu dinas di Kalimantan," ujar Archye saat ditemui di Polresta Yogyakarta, Rabu (22/2/2023).
Pelaku HA ditangkap pada 24 Januari oleh tim Tipiter Polresta Yogyakarta di Kalimantan Barat, dari keterangan pelaku HA menjual jasa tembak vaksin dengan beragam harga.
"Vaksin pertama dihargai Rp 300.000, vaksin kedua Rp 300.000, vaksin booster 400.000. Serta ada paket tembak vaksin satu dan dua Rp 500.000, dan paket lengkap Rp 800.000," beber Archye.
Baca juga: Joki Tembak Aplikasi PeduliLindungi Ditangkap, Pengawasan Nakes Bertugas Isi Data Diperketat
Ia menambahkan, pelaku memiliki akses untuk mencatatkan data diri seseorang ke aplikasi PeduliLindungi karena dia merupakan tenaga honorer di Kalimantan.
Barang bukti yang diamankan oleh polisi yakni satu unit laptop yang digunakan untuk HA menginput data kliennya ke dalam aplikasi PeduliLindungi sekaligus mengaksesnya, satu kartu ATM yang digunakan untuk penampung uang dari klien, serta alat komunikasi.
"Atas perbuatannya, HA dijerat dengan Pasal 35 juncto Pasal 52 ayat 1 atau, Pasal 30 ayat 2 juncto Pasal 46 ayat 2 Undang-Undang RI No 19 Tahun 2016, dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara," katanya.
Sementara itu, pelaku HA mengungkapkan, dirinya telah melayani ratusan orang yang menggunakan jasanya sebagai tembak data aplikasi peduli lindungi.
"Sudah kurang lebih 200 orang, dapat keuntungan sekitar Rp 40 juta. Uangnya untuk berobat orangtua, kebutuhan sehari-hari, dan sedekah," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.