Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPD RI Soroti Permasalahan Banjir Jateng Bakal Semakin Berat pada 2035

Kompas.com - 23/02/2023, 10:49 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyoroti permasalahan banjir yang dinilai bakal semakin berat pada tahun 2035.

Senator DPD RI Perwakilan Jateng, Abdul Kholik menegaskan perlu upaya mitigasi lintas sektor guna mengantisipasi permasalahan banjir di Jateng.

Baca juga: Banjir Gresik, Gubernur Khofifah Sarankan Pemangku Kebijakan Berkoordinasi

Hal itu disampaikan usai forum group discusion (FGD) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana di Kantor DPD RI Jateng, Rabu (22/2/2023).

"Kita perkirakan pada tahun 2035 nanti, kondisi geografis di Jateng akan semakin berat. Maka hari ini, kita merancang langkah-langkah agar bisa mengatasi banjir pada 2035 nanti," kata Abdul.

Langkah-langkah tersebut, di antaranya mengusulkan pencegahan penurunan permukaan tanah dan pengurangan penggunaan air tanah.

"Pastinya dari hulu hingga hilir. Pertama bisa dengan membangun sumur resapan, karena ternyata di Kota Semarang baru melakukan tahun lalu, sekitar 1.500 sumur resapan. Namun sudah berhenti, ini kan sayang, mestinya kan ini dilanjutkan," terangnya.

Lebih lanjut, pihaknya mendorong untuk menyiapkan tanggul laut. Kemudian, DPD RI Jateng juga merekomendasikan pembangunan waduk untuk mengurangi air. Tujuanya agar air tak semuanya turun ke bawah

"Tadi gambaran, BBWS, waduk yang punya potensi itu belum bisa semuanya dibangun, ada kawasan yang belum bisa menerima untuk dibangun waduk, disitu ini masih PR," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala BBWS Panali-Juwana, Adek Rizaldi, mengatakan akar permasalahan banjir disebut karena adanya siklus hidrologi berubah.

Air hujan yang dulunya hanya 70 persen meresap ke tanah dan 30 persen ke sungai, saat ini fenomenya terbalik. Yakni yang masuk kesungai menjadi 70 persen karena daerah resapan sudah tak ada.

"Sungai kita tidak mampu nampung dan meluap ke pemukiman. Nah terjadi banjir. Kedua banjir rob, air laut masuk daratankarena daerah pantau utara pulau Jawa, khususnya pantura Jateng ternyata sudah mengalami penurunan muka tanah. Kalau di semarang udah 7,5 cm per tahun. Di sisi lain permukaan laut naik katena climate change, perubahan suhu global. Kenaikan muka laut dunia rata-rata 3 ml per tahun," tandasnya.

Baca juga: BPKA Bantah Banjir di Sulsel Diperparah karena Adanya Jalur Kereta Api

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Dendam Kesumat Istri Dilecehkan, Kakak Beradik Bacok Warga Demak hingga Tewas

Regional
Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Digigit Buaya 2,5 Meter, Pria di Pasaman Barat Luka Parah di Kaki

Regional
Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Raih Satyalancana dari Jokowi, Bupati Jekek Ajak Semua Pihak Terus Bangun Wonogiri

Regional
TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

TKN Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, Ini Tanggapan Gibran

Regional
Penumpang yang Tusuk Driver 'Maxim' di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film 'Rambo'

Penumpang yang Tusuk Driver "Maxim" di Jalan Magelang-Yogyakarta Terinspirasi Film "Rambo"

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Ayah Gembong Narkoba Fredy Pratama Divonis 1,8 Tahun Penjara, Seluruh Hartanya Dirampas Negara

Regional
Berangkat dari Jakarta, 'Driver' Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Berangkat dari Jakarta, "Driver" Maxim Dibunuh Penumpangnya di Jalan Magelang-Yogyakarta

Regional
Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Penumpang KMP Reinna Jatuh ke Laut, Saksi Sebut Posisi Korban Terakhir di Buritan

Regional
Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Kecelakaan Maut Bus Eka Vs Truk di Tol Solo-Kertosono, Satu Penumpang Tewas

Regional
Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Anak yang Dijual Ibu Kandung Rp 100.000, Korban Pemerkosaan Kakaknya

Regional
Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Kronologi Ibu di LampungTewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Ungkap Kondisinya

Regional
KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

KM Bukit Raya Terbakar Saat Masuk Muara Jungkat Kalbar, Pelni: Sudah Mulai Padam

Regional
Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Dibutuhkan 48 Tenaga Panwaslu di Bawaslu Kota Semarang, Ini Syaratnya

Regional
Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Pilkada Sumsel, Holda Jadi Perempuan Pertama yang Ambil Formulir di Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com