SEMARANG, KOMPAS.com-Merespons banjir yang melanda Solo Raya, Semarang, hingga Demak beberapa hari terakhir, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo bakal kembali mengupayakan modifikasi cuaca.
Hal itu Ganjar sampaikan usai meluncurkan Hetero for Startup Season 3 tahun 2023 di Cinepolis Java Mall Semarang, Selasa (21/2/2023).
“Jangka pendeknya kita minta lagi dilakukan TMC, teknologi modifikasi cuacanya (TMC) akan kita lakukan lagi, sehingga kita bisa mencegah kondisi itu (banjir),” kata Ganjar kepada Kompas.com.
Baca juga: Soloraya Tergenang Banjir, Ganjar Ungkap Hulu Sungai Bengawan Solo Akan Ditata
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pusat dinilai berhasil melakukan TMC dengan menyebar garam di atas awan untuk mengendalikan curah hujan di wilayah Jateng pada Januari lalu.
Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng mencatat 16-19 Februari 2023 kemarin banjir melanda 8 kabupaten/kota. Mulai Kota Semarang, Demak, Sragen, Solo, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, dan Wonogiri.
Total 22 kecamatan terdampak banjir setara 64 desa/kelurahan. Akhirnya 40.597 penduduk Jateng terdampak dan 12.142 warga mengungsi akibat banjir.
“Curah hujannya (di Solo Raya) tinggi, dampaknya debit air Sungai Bengawan Solo meningkat termasuk di dalamnya Waduk Gajahmungkur,” kata Kabid Kedaruratan BPBD Jateng, Dikki Rulli.
Baca juga: Kericuhan Suporter di Semarang Aman Terkendali Tanpa Korban, Ganjar Ajak Dialog
Ganjar juga mengaku telah memantau ramalan BMKG selama beberapa hari terakhir dan mendapati curah hujan masih tinggi. Khususnya di Solo Raya.
Untuk penanganan jangka panjang, Ganjar akan mengecek daerah aliran sungai (DAS) dan kondisi hutan di Solo Raya.
“DAS-nya mesti kita cek, termasuk kondisi hutan yang ada di sana. Ini tapi jangka panjang ya,” katanya.
Sementara mengenai banjir di Rowosari dan Meteseh di Kota Semarang, Ganjar menyebut luapan aliran air yang menyebabkan banjir merupakan kiriman dari Kabupaten Semarang.
“Kemarin Semarang banjir, kok di perumahan itu banjir terus ya, ada apa. Padahal hujan di kita Semarang itu gerimis, ternyata kiriman dari kabupaten,” lanjutnya.
Pihaknya telah mengarahkan sekda setempat untuk mengecek di kondisi lapangan dan mendorong konservasi dari hulunya. Ia juga menegaskan pengetatan aturan tata ruang untuk lebih memperhatikan faktor lingkungan.
“Di daerah aliran sungai tata ruang mesti ketat. Jangan karena kita pengen dapat pendapatan kita buka ruang untuk bisnis. Ati-ati lah soal itu, sekarang climate change-nya mulai terasa,” tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.