MIMIKA, KOMPAS.com - Dalam beberapa hari terakhir, tim gabungan Operasi Damai Cartenz melakukan operasi penegakan hukum di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Sejumlah barang bukti yang diduga terkait dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoyaa berhasil disita, seperti senjata api laras pendek, magazine, kamera video profesional, kamera DSLR, HT, dan lainnya.
Baca juga: Saya Minta Egianus Kogoya Segera Menyerahkan Diri, daripada Ada Tindakan Penegakan Hukum
Komandan Korem 172/PWY Brigjen J.O. Sembiring menegaskan, operasi penegakan hukum dilakukan untuk melemahkan kekuatan Egianus Kogoya yang saat ini posisinya terpencar-pencar.
"Kelompok ini terpecah dalam beberapa kelompok dan kita punya prinsip, (kelompok-kelompok ini) tidak boleh bersatu," ujarnya, di Mimika, Senin (20/2/2023).
Baca juga: Melacak Jejak KKB Egianus Kogoya, Temuan Sepucuk Surat hingga Kamera DSLR
Hal ini senada dengan yang disampaikan Panglima Kodam XVII/Cenderawsih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa.
Pangdam menyampaikan, sebelum berulah di Distrik Paro, kelompok Egianus sudah terbagi dalam beberapa kelompok.
Sementara yang ikut bersama Egianus di Paro diperkirakan sekitar 15 orang. Namun jumlah tersebut kemudian terbagi ketika mereka meninggalkan Paro.
"Kelompok Egianus ini memang terpecah-pecah, setelah ada operasi ini mereka terpecah dalam beberapa kelompok dan ini sudah kita diteksi keberadaanya," kata Saleh.
Terkait operasi penegakan hukum, Saleh menegaskan hal itu dilakukan untuk melemahkan kekuatan Egianus Kogoya yang terkenal karena kesadisannya.
"Jadi ada sasaran utama, ada sasaran terkandung yang kemungkinan bisa mendukung sasaran utama. Sasaran inilah yang kemudian kita lakukan operasi, kita duduki dan kuasai," tutur dia.
Nama Egianus Kogoya kembali menjadi sorotan setelah ia dan kelompoknya mengancam akan membunuh 15 pekerja bangunan yang sedang membangun Puskesmas Distrik Paro, pada 4 Februari 2023.
Baca juga: Satgas Damai Cartenz Amankan Revolver Diduga Milik KKB Egianus Kogoya
Kemudian Egianus membakar pesawat Susi Air dan menyandera pilot Philip Mark Merthens yang merupakan warga negara Selandia Baru, pada 7 Februari 2023.
Akibat aksi-aksi tersebut, warga DIstrik Paro memilih mengungsi ke Kenyam sehingga saat ini wilayah tersebut tidak berpenghuni.
Pada 18 dan 19 Februari 2023, Tim Gabungan Operasi Damai Cartenz melakukan operasi penegakan hukum di tiga lokasi berbeda. Hasilnya, puluhan barang bukti berhasil disita, mulai dari senjata api hingga kamera video profesional, serta alat komunikasi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.