KOMPAS.com - Kabar soal mahasiswi yang masuk Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila) lewat jalur suap kembali mendapat banyak sorotan pembaca Kompas.com, pada Jumat (17/2/2023).
CAL, mahasiswi yang masuk Unila melalui jalur suap, sebenarnya telah diterima di Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, PS Kedokteran Gigi Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Akan tetapi, orangtuanya, Anita, memilih memasukkan anaknya itu ke Fakultas Kedokteran Unila karena jaraknya yang sangat dekat dengan rumah serta pertimbangan bahwa CAL adalah perempuan.
Sementara itu, Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani mengungkapkan bahwa Egianus Kogoya yang merupakan pemimpin tertinggi kelompok kriminal bersenjata (KKB) wilayah Nduga meninggalkan sebuah surat di dekat lokasi pembakaran Susi Air, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
"Di TKP, kami menemukan ada surat yang ditinggalkan Egianus. Kami tahu itu ditinggalkan karena ditaruh di tiang yang ditanam di depan TKP," kata Faizal di Mimika, Jumat (17/2/2023).
Kedua berita tersebut bersama tiga artikel lainnya mendapat atensi terbanyak pada Jumat (17/2/2023).
Berikut ini artikel Populer Nusantara selengkapnya:
Anita, orangtua CAL, mahasiswi yang masuk di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila) lewat jalur suap, mengatakan, anaknya sebenarnya telah diterima di tiga universitas ternama, yakni Unpad, Undip, dan Unnes.
"Rumah saya di belakang Unila, Pak. Lalu kalau di tempat (kampus) lain kejauhan karena anak saya perempuan," kata Anita, saat menjadi saksi dalam sidang suap Unila di Pengadilan Tipikor Tanjung Karang, Lampung, Kamis (16/2/2023).
Hakim anggota Edi Purbanus mengatakan, Anita seperti "rela berkorban" demi putrinya hingga berani mengeluarkan uang sampai lebih dari Rp 500 juta agar bisa kuliah di Unila.
"Ibu ini banyak uang ya. Bayar sumbangan ditambah uang SPI dan UKT, total lebih Rp 500 juta," ujar Edi.
Baca selengkapnya: Anaknya Diterima di 3 Universitas Top, tapi Ibu Ini Lebih Pilih Jalur Suap Unila karena Kampusnya di Belakang Rumah
Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani mengatakan, surat yang ditinggalkan Egianus Kogoya merupakan hasil ketikan komputer dan sudah lama dibuat.
Faizal memastikan bahwa dalam surat itu tidak ada pesan khusus terkait aksi penyanderaan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Merthens.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.