Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD di Kota Bima Bertambah 208 Orang, Dinkes Ungkap Dugaan Penyebabnya

Kompas.com - 17/02/2023, 12:36 WIB
Junaidin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), terus bertambah.

Dari 172 orang warga terjangkit per 10 Februari 2023, kini bertambah menjadi 208 orang per 17 Februari 2023.

Baca juga: Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Seorang ASN di Kabupaten Bima Ditangkap

Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bima, Syarifuddin mengatakan, penambahan kasus DBD ini terjadi salah satunya karena partisipasi warga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk masih sangat rendah.

"Partisipasi warga masih rendah, itu dilihat dari angka bebas jentik kita yang masih di bawah 95 persen," kata dia saat dikonfirmasi, Jumat (17/2/2023).

Syarifuddin mengatakan, penyakit DBD sudah ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) di Kota Bima.

Baca juga: Bangunan SD Negeri di Bima Rusak, Siswa Belajar di Tenda Darurat Selama 2 Tahun

Dengan status tersebut, masyarakat dan elemen terkait diharap berperan aktif melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk atau PSN.

Idealnya, lanjut dia, angka bebas jentik harus berada di atas 95 persen.

"Kalau masih di bawah itu kita belum bisa bebas dari DBD. Makanya kita sudah lebih dari endemis statusnya. Endemis sudah pasti karena ini penyakit tahunan," jelasnya.

Baca juga: Polda NTB Minta Kemkominfo Blokir Situs Judi Togel Online

Tahun 2021 kasus DBD di wilayah ini hanya ada di awal dan akhir tahun. Kemudian meningkat di tahun 2022, yakni ada kasus DBD setiap bulannya dan kematian anak tercatat satu orang.

Sementara untuk periode Januari-Februari 2023, sudah ada ratusan orang yang terjangkit dengan empat kasus kematian anak. Sedangkan 18 orang masih menjalani perawatan.

Menurut dia, kondisi tersebut menggambarkan bahwa daerah ini sudah menjadi sarang besar perkembangan nyamuk Aedes aegypti.

Baca juga: Saat Pengurus Perindo NTB Bakar Seragam Partai dan Kartu Tanda Anggota...

"Jadi di sekitar kita ini sudah menjadi sarang besar nyamuk Aedes aegypti," ujarnya.

Syarifuddin mengungkapkan, empat kasus kematian anak yang terjadi selama dua bulan terakhir menunjukkan bahwa ancaman DBD meningkat.

Karenanya, program PSN harus digencarkan setiap rumah tangga minimal dalam empat siklus hidup nyamuk Aedes aegypti.

"Minggu pertama mungkin kita kuras dan sikat titik genangan air. Kemudian lanjut lagi Minggu kedua untuk sisa-sia jentik sampai minggu keempat. Kalau ini maksimal dilakukan, populasi nyamuk pasti akan berkurang," kata Syarifuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tinggi Kolom Erupsi Eksplosif Gunung Ruang Sulut Capai 3.000 Meter

Tinggi Kolom Erupsi Eksplosif Gunung Ruang Sulut Capai 3.000 Meter

Regional
Gunung Ruang Status Tanggap Darurat, 11.615 Penduduk Harus Mengungsi

Gunung Ruang Status Tanggap Darurat, 11.615 Penduduk Harus Mengungsi

Regional
Skenario Menantu Rencanakan Pembunuhan Mertua di Kendari, Ajak Eksekutor Begal Korban

Skenario Menantu Rencanakan Pembunuhan Mertua di Kendari, Ajak Eksekutor Begal Korban

Regional
2,1 Juta Kendaraan Pribadi Keluar Masuk Jateng Selama Lebaran 2024

2,1 Juta Kendaraan Pribadi Keluar Masuk Jateng Selama Lebaran 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Ringan

Regional
Erupsi Gunung Ruang, PVMBG: Ada 2 Kampung Terdekat Berjarak 2,5 Km

Erupsi Gunung Ruang, PVMBG: Ada 2 Kampung Terdekat Berjarak 2,5 Km

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Percekcokan Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Percekcokan Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Regional
Ayah Perkosa Anak Kandung sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Ayah Perkosa Anak Kandung sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Regional
Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut 'Bakdo Kupat'

Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut "Bakdo Kupat"

Regional
Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Regional
Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Regional
Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com