KOMPAS.com - Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, kini dalam kondisi kosong setelah ditinggalkan warganya mengungsi ke Distrik Kenyam pasca-pembakaran pesawat Susi Air beberapa waktu lalu.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani.
"Sudah ada puluhan personel TNI-Polri di Distrik Paro, saya juga sudah dari sana dan Paro benar-benar kosong," kata Kombes Faizal Ramadhani di Mimika, Rabu (15/2/2023).
Baca juga: Kondisi Distrik Paro Kosong, Warga Berbondong-bondong Mengungsi karena Takut dengan KKB
Hal itu diketahui setelah tim gabungan TNI-Polri memasuki Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Kombes Faizal Ramadhan menyebut kedatangan tim gabungan tersebut untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus pembakaran pesawat Susi Air di lapangan terbang setempat.
Soal kehadiran tim gabungan TNI-Polri tersebut dibenarkan Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani, di Mimika, Rabu (15/2/2023).
Faizal mengatakan, polisi akan melakukan olah tempat kejadian perkara kasus pembakaran pesawat Susi Air.
"Kalau sudah memungkinkan olah TKP akan segera dilakukan," kata dia.
Baca juga: Hasil Olah TKP di Distrik Paro Nduga, 80 Persen Pesawat Susi Air Habis Terbakar
Sementara itu, situasi keamanan di Distrik Paro menjadi tidak kondusif setelah KKB pimpinan Egianus Kogoya mengancam pekerja bangunan yang sedang membangun Puskesmas Paro pada Sabtu (4/2/2023).
Setelah itu, KKB diyakini membakar pesawat pilatus milik Susi Air di Lapangan Terbang Paro, Selasa (7/2/2023) pagi.
KKB juga diduga membawa pilot pesawat Susi Air Capt Philip Mark Merthens.
Pada Rabu (8/2/2023), Satgas Ops Damai Cartenz mengevakuasi 15 pekerja bangunan yang sempat diancam Egianus Kogoya ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Baca juga: Personel Gabungan Tak Temukan KKB dan Pilot Susi Air di Distrik Paro, Nduga
Pada Jumat (10/2/2023), ada 25 warga Distrik Paro yang dievakuasi menggunakan helikopter. Lalu, Sabtu (11/2/2023), ada 33 warga yang dievakuasi dengan menggunakan truk.
Dari 33 warga yang dievakuasi, didominasi anak anak dan mereka sudah berjalan kaki selama berhari-hari karena Distrik Paro tidak kondusif