BANYUMAS, KOMPAS.com - Raut wajah bahagia terpancar dari wajah Narti (47), warga Desa Karangsalam, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pagi ini, Narti menjadi salah satu penerima bantuan kursi roda adaptif dari Pangdam IV/ Diponegoro Mayjen Widi Prasetijono.
Narti mengatakan, bantuan kursi roda adaptif ini digunakan anaknya yang mengalami kelumpuhan sejak usia 3 tahun. Hingga menginjak usia yang ke 12 tahun, anaknya hanya menghabiskan waktu di rumah.
"Selama ini enggak pernah pakai kursi roda, di rumah aja, enggak ngapa-ngapain. Kalau ada kursi roda kan bisa jalan-jalan," kata Narti dengan senyum semringah usai menerima bantuan di Markas Korem 071/ Wijayakusuma, Banyumas, Rabu (15/2/2023).
Narti menceritakan, awalnya anak bungsunya itu normal seperti anak-anak pada umumnya. Namun saat memasuki usia 3 tahun anaknya sakit batuk.
"Tadinya cuma batuk waktu umur 3 tahun, tapi batuknya sampai dua bulan. Setelah itu kejang-kejang sampai tiga jam," tutur Narti.
Sejak saat itu, anaknya kesulitan berjalan.
"Tadinya bisa jalan, cuma karena batuk terus kejang-kejang, jadinya kakinya enggak bisa lurus. Kakinya nekuk, kalau jalan nggantung " ujar Narti.
Hal senada disampaikan penerima bantuan kursi roda adaptif lainnya, Dwi Siswati (40), warga Kecamatan Kalibagor, Banyumas.
Dwi mengaku, sekarang banyak yang memperhatikan kondisi anaknya yang berusia 10 tahun. Menurutnya, saat kecil anaknya terserang virus hingga menyebabkan tidak bisa berjalan.
"Senang sekarang banyak yang mengayomi, banyak yang merangkul. Kalau dulu berasa sendiri, sekarang ada wadahnya, jadi banyak yang merangkul," kata Dwi.
Baca juga: Kisah Hamidah, Petani di IKN yang Kehilangan Kebun dan Rumah, Terpaksa Pindah Tinggal Kabupaten Lain
Pendamping Peguyuban Penyandang Disabilitas Ganda (PPDG) Banyumas, Robert Antonius mengatakan, sebanyak 95 anggota telah menerima bantuan kursi roda adaptif yang diserahkan secara bertahap.
"Dari 95 kursi roda yang diterima, 55 di antaranya merupakan bantuan dari TNI bekerja sama dengan Ohana Indonesia. Mudah-mudahan kita bisa terus berkolaborasi," ujar Robert.
Menurut Robert, penyandang disabilitas ganda sangat memerlukan bantuan tersebut. Pasalnya mereka mengalami dua kelainan sekaligus, sehingga tidak bisa beraktivitas normal.
"Kita bicara kesetaraan untuk penyandang disabilitas ganda, intinya kembalikan hak mereka. Di balik kekurangan mereka pasti punya potensi atau kelebihan," kata Robert.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.